Setiap orang pasti menginginkan sebuah hubungan yang penuh cinta dan kasih. Dalam menjalani suatu hubungan yang sehat, idealnya setiap individu akan saling menyayangi, mengasihi, dan memberikan rasa aman satu sama lain. Hubungan yang sehat adalah hubungan yang aman di mana masing-masing pihak bisa menjadi diri sendiri tanpa rasa takut dan terbebani. Akan tetapi, tidak semua manusia memiliki hubungan yang sehat dan membahagiakan. Beberapa orang justru malah terjebak dalam toxic relationship .
Toxic relationship merupakan suatu hubungan tidak sehat secara emosional yang dilakukan salah satu pihak kepada pasangannya sehingga dapat berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun mental seseorang. Toxic relationship ini tidak hanya terjadi pada sepasang kekasih, tapi juga dalam lingkungan teman, keluarga dan lain sebagainya. Orang yang terlibat atau terjebak dalam toxic relationship biasanya akan menghabiskan banyak energi hingga merusak harga diri.
Toxic relationship biasanya ditandai dengan adanya berbagai perilaku yang tidak baik dan bersifat merusak yang mana dapat berupa sikap verbal hingga sikap yang melibatkan fisik. Toxic relationship sering kali membuat salah satu pihak merasa tertekan atau tidak nyaman bahkan hanya akan merusak dan memberikan dampak buruk pada salah satu pihak. Oleh karena itu, toxic relationship tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
Kalian pasti tak ingin sampai terjadi toxic relationship kan? Oleh karenanya penting untuk mengenali tanda-tanda toxic relationship berikut ini agar bisa segera diatasi.
Dalam hubungan ini, salah satu pihak selalu mengontrol pihak lainnya yang mana akan memaksakan kehendaknya terhadap hidup yang kamu jalani. Jadi, apa pun yang kamu lakukan semuanya berdasarkan perintah atau persetujuan dari pasangan, walaupun mungkin keinginanmu tidak sejalan.
Dalam sebuah hubungan, pastinya kamu dan pasangan memiliki kepribadian yang berbeda. Sehingga kalian mungkin akan berusaha untuk “menyesuaikan level” dengan pasangan dan rela berubah menjadi orang lain bahkan bisa saja meninggalkan kebiasaan maupun kesukaan kalian selama ini. Pada akhirnya, apa yang kalian tampilkan di depan pasangan akan menjadi “palsu” karena bukan jati diri kalian yang sebenarnya. Kamu akan selalu bersikap seperti apa yang dia inginkan, bukan apa yang kamu inginkan.
Hubungan yang sehat bisa terjadi saat pasangan saling mendukung satu sama lain untuk mencapai cita-cita dan tujuannya. Namun pada toxic relationship, setiap pencapaian yang diperoleh akan dianggap menjadi kompetisi. Sederhananya, pasanganmu tidak akan merasa senang atas pencapaian yang telah kamu raih. Bukannya mendapat dukungan dan apresiasi, kamu malah mendapatkan perkataan kasar dan kritik yang tidak membangun tapi malah menghambat kesuksesanmu
Pasangan yang perhatian berlebihan dan masuk dalam kategori posesif secara perlahan akan menjauhkanmu dari keluarga maupun teman dekat. Bahkan, dia selalu mau tahu tentang segala aktivitas dan keberadaanmu setiap berapa jam sekali dan akan marah jika kamu tidak segera menjawab pesan singkatnya. Akibatnya, kamu tidak akan bisa bebas bersosialisasi dengan orang lain karena selalu merasa terkekang.
Selain kekerasan verbal, jika sudah ada kekerasan fisik di dalam hubungan bisa juga dikatakan toxic relationship. Pasangan yang tidak sehat secara emosional sering kali akan “main tangan” jika terjadi perselisihan dalam hubungan. Apapun konfliknya, kekerasan fisik adalah hal yang tidak bisa dibenarkan. Oleh karenanya, kamu harus melindungi diri bila mengalami tindak kekerasan dari pasangan.
Apabila pasangan selalu menganggap apa yang kamu lakukan salah, maka kalian berada dalam toxic relationship. Pasangan mungkin akan menuntutmu untuk melakukan semua hal yang sesuai dengan standarnya, sehingga dia tidak lagi menghargaimu sebagai pasangan. Bahkan dia bisa saja melontarkan perkataan yang bersifat merendahkan. Apalagi jika pasangan sudah memanggilmu dengan kata yang tidak sepantasnya, maka artinya dia tidak menganggapmu sejajar dalam hubungan kalian.
Dalam sebuah hubungan, tidak ada pasangan yang selalu bahagia tanpa berkonflik. Namun jika kamu merasa tidak pernah bahagia saat menjalin hubungan dengan pasangan dan lebih sering merasa cemas, marah, kecewa, dan lain sebagainya, bisa jadi kamu sedang mengalami toxic relationship.
Hubungan yang sudah dipenuhi dengan drama, maka hubungan itu tidak sehat lagi. Sebuah drama dalam hubungan bisa membuat seseorang menjadi frustasi, takut dan tidak bisa bebas. Ujung-ujungnya, kamu akan selalu dilingkupi oleh suasana negatif dan tidak lagi nyaman berhubungan dengan pasangan. Salah satu contoh sederhananya adalah pasangan yang selalu mengancam akan memutuskan hubungan karena hal-hal sepele. Pada akhirnya, kamu akan selalu merasa tertekan dan ketakutan yang berujung pada krisis komitmen.