Viral munculnya fenomena langka bintang berjajar di atas Gunung Semeru, Jawa Timur. Kejadian sangat luar biasa ini pun menjadi pembahasan warganet Tanah Air.
Fenomena bintang berjajar di langit Gunung Semeru ini pertama kali diungkap melalui unggahan video akun TikTok @gbchannel87. Dijelaskan bahwa ini merupakan fenomena langka.
“Fenomena langka. Muncul bintang berjajar memanjang melintas di Gunung Semeru. Terekam kamera pemantauan saat tengah malam. Status: siaga-level III,” tulis keterangan unggahan @gbchannel87, Jumat (29/7/2022).
Diterangkan lagi video tersebut diambil ketika sedang melakukan pemantauan aktivitas Gunung Semeru. Tepatnya dari wilayah Sitihinggil Jejawar.
“Video kita ambil saat melakukan pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Semeru dari sisi selatan tepatnya dari Sitihinggil Jejawar yang terletak di Desa Mulyosari, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur.” jelasnya.
“Dengan ketinggian kurang lebih 1400 mdpl dan jarak kurang lebih 4 kilometer dari puncak Gunung Api Semeru pada hari Kamis 21 Juli 2022 sampai Minggu 24 Juli 2022,” papar @gbchannel87.
Peneliti pusat sains antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang. Andi menuturkan, jajaran benda bercahaya dalam video tersebut mirip dengan fenomena yang terjadi di Bali pada 5 Maret 2022 silam.
Yakni, kemungkinan merupakan satelit Starlink yang dioperasikan oleh SpaceX, perusahaan milik Elon Musk.
Starlink adalah layanan internet satelit yang berada di bawah naungan perusahaan roket SpaceX milik Elon Musk. Setelah meluncur secara global pada Agustus 2021, Starlink kini terus memperluas jangkauannya.
Tercacat hingga Mei 2022, perusahaan milik Elon Musk ini telah memperluas ketersediaannya di 32 negara di dunia, antara lain Inggris, Perancis, Spanyol, Portugal, Lituania, Denmark, Jerman, Australia, Chile, hingga Meksiko. Adapun, Starlink baru ditargetkan akan masuk Indonesia pada 2023 mendatang.
salah satu yang membedakan Starlink dengan penyedia atau provider internet satelit lainnya yakni pada orbit satelit. Umumnya, provider internet satelit lain berada di orbit geostasioner, sekitar 35.000 km dari bumi. Berada di orbit ini memungkinkan satelit memiliki jangkauan luas.
Namun, satelit semacam itu memiliki konektivitas lambat dan latensi tinggi. Sementara itu, Starlink memakai konstelasi satelit low-earth (LEO) dengan jarak sekitar 550 km dari Bumi.
Latensi pun juga jauh lebih rendah, sehingga Starlink menawarkan kecepatan internet yang lebih cepat dibanding provider satelit lainnya. Misalnya, seperti dalam laporan pembuat aplikasi kecepatan internet Speedtest, Ookla, 28 Juni 2022, Starlink di Lituania memiliki kecepatan unduh mencapai 160,08 Mbps dan kecepatan unggah hanya 24,19 Mbps.