Hallo pembaca yang budiman,
Pernahkah Anda mendengar kata logical fallacy? Bagi yang belum pernah mendengar dan mengetahui logical fallacy pastinya timbul pertanyaan dalam benak Anda apa sih logical fallacy itu? Untuk menjawab rasa penasaran tersebut dalam artikel ini akan mengulas tentang logical fallacy yang sering terjadi di lingkungan masyarakat. Dengan mengetahui ini dapat membantu Anda berpikir kritis agar tidak terjebak dalam logical fallacy.
Berpikir sesuatu dengan cara yang salah atau sesat berpikir disebut dengan istilah Logical Fallacy. Logical fallacy merupakan pendapat yang terlihat benar tetapi ada kesalahan penalarannya secara logika, untuk melemahkan pendapat orang lain. Logical fallacy bisa terjadi secara sengaja yang digunakan oleh orang-orang tertentu maupun tidak sengaja yang digunakan oleh orang-orang yang kemampuan penalarannya terbatas untuk mempengaruhi orang lain. Cara bepikir yang salah akan menimbulkan kesalahan dalam merespon. Sehingga apabila menggunakan logical fallacy maka akan mendapat respon yang tidak sesuai dengan harapan. Dalam berpikir secara logika haruslah bisa berpikir tepat agar informasi yang diolah dalam pikiran bisa menghasilkan analisa yang tepat.
Biasanya Logical fallacy banyak digunakan untuk sejumlah aksi tak bermoral seperti pembodohan publik, memutar balikan fakta, pembunuhan karakter, dll. Sekarang di era digital ini banyak ditemukan berita-berita bohong atau hoax. Hal ini kemungkinan karena pembuat dan penyebarnya keliru dalam memahami konteks informasi yang didapat karena kesalahan logikanya. Begitu banyak orang yang terjebak dalam fenomena logical fallacy , sehingga diperlukan pengetahuan agar tidak terjerumus dalam sesat pikir yang berakibat buruk terhadap pandangan hidupnya.
Berikut ada 16 tipe logical fallacy yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari yang perlu Anda ketahui agar tidak terjebak dalam debat kusir yang berujung pada baper :
Serangan yang mengarah bukan pada logika “pemikiran”, tapi justru ke kehidupan pribadi lawan yang tidak relevan dengan pembahasan untuk mulumpuhkan argumen lawan. Lebih sederhananya ad hominem ini bersifat menyerang personal.
Contoh :
Prabsky mempresentasikan konsep Triple Helix tentang kerjasama universitas-industri-pemerintah dalam melakukan penelitian yang berdampak bagi masyarakat. Lawan politik Prabsky menanyakan ke publik apakah kita perlu mempercayai seseorang yang pernah terlibat penculikan aktivis di masa lalunya.
Menyalahartikan argumen seseorang agar argumen Anda yang menyerangnya terlihat lebih masuk akal. Akhirnya si penyerang akan merasa memiliki posisi yang lebih kuat untuk memaksakan argumennya.
Contoh :
Misalnya Si X meminta Si Y untuk segara membayarkan biaya kos-kosan. Menanggapi hal itu, si Y justru berkata: “Ah, ternyata bagimu uang itu lebih penting ketimbang persahabatan kita ya!”Apa yang disampaikan Si Y inilah yang merupakan logical fallacy straw man. Sebab, Si X dari awal tidak pernah mempermasalahkan atau pun membahasa persahabatan mereka.
Sesat pikir jenis ini dapat terjadi ketika seseorang menggunakan sedikit data untuk melakukan generalisasi. Hasty Generalisation terjadi karena tidak memiliki kriteria bukti yang jelas untuk bisa mengeneralisir sesuatu hal. Hal juga bisa berakibat pada pemberian stereotip pada hal-hal yang dianggap serupa.
Contoh :
Si X bertemu dengan Ayu dan Diah yang merupakan orang Solo yang berwajah manis dan ramah. Lalu, Si X berpendapat bahwa semua gadis Solo adalah gadis yang manis dan ramah.
Bentuk logical fallacy ini terjadi ketika seseorang menggunakan pola pikir yang melingkar-lingkar, sehingga pola pikirnya menjadi tidak jelas bagian mana yang argumen dan mana pendukung.
Contoh :
Ibu : Nak, ayo bersihkan meja belajarmu!
Anak : Kenapa?
Ibu : Karena meja belajarmu harus dibersihkan!
(Ibu tidak menjelaskan alasan kenapa meja belajar anaknya harus dibersihkan, tetapi justru memberikan jawaban yang sama dengan perintah sebelumnya. Jawaban si Ibu bukanlah penjelasan, melainkan argumen yang melingkar).
Meyakini bahwa suatu peristiwa yang terjadi saling berhubungan karena kejadiannya berdekatan waktunya.
Contoh :
Seseorang yang kejatuhan cicak di kepalanya, lalu ia mengalami kecelakaan. Seseorang tersebuat meyakini kalau dia mengalami kecelakaan karena cicak.
Berargumen bahwa A itu sama dengan B, padahal ia tidak tahu apa itu A.
Contoh :
X: Buku tulisan Mawar itu tidak bermutu. Tidak menarik dibaca. Ceritanya basi.
Y: Kamu sudah membacanya ya?
X: Lah, ngapain mesti baca buku yang tidak bermutu?
(Seharusnya, si X menyelesaikan dulu bacaannya, baru pendapatnya bisa diterima).
Menyatakan bahwa orang lain lah yang harus membuktikan suatu argumen, bukan si pembuat argumen.
Contoh :
Prabsky menyatakan bahwa ada potensi kerugian negara sebesar Rp 1000 Triliun per tahun. Karena belum ada seorang pun membuktikan opininya salah, maka ia mengklaim bahwa argumentasi tersebut benar.
Argumen yang disampaikan seseorang benar, akan tetapi kesimpulannya yang diambil salah. Atau bisa juga terjadi ketika argumen dan kesimpulan sama-sama benar, akan tetapi tidak ada hubungan logis dari keduanya.
Contoh :
X : Rokok ini berbahaya. Bisa menyebabkan kematian dan kanker.
Y : Orang-orang mati karena Kanker, bahkan sebelum rokok ditemukan. Jadi, rokok tidak menyebabkan kanker.
Seseorang memaksa orang lain untuk hanya memilih antara dua pilihan saja yang tersedia, antara X atau Y saja, dan tidak memberikan opsi lain.
Contoh :
Dalam dunia politik Indonesia, masyarakat mengenal adanya sebutan “cebong” dan “kampret”. Lalu, jika seseorang sedikit mengkritik pemerintah, dia digolongkan dalam kaum “kampret”, dan sebaliknya jika sedikit saja memuji keberhasilan dari kinerja pemerintah, dia disebut kaum “cebong”.
Mempercayai jika suatu hal itu populer dan diyakini oleh banyak orang, maka hal itu adalah kebenaran yang valid, tanpa perlu menyelidikinya lebih lanjut. Padahal, tidak ada dasar yang jelas dan logis.
Contoh :
Pada masa abad pertengahan (Medieval) banyak orang percaya bahwa Bumi itu datar. Hal ini dianggap sebagai kebenaran yang valid karena merupakan kepercayaan yang populer.
Menilai suatu pernyataan baik atau tidak berdasarkan dari mana pernyataan itu berasal, tanpa disertai argumentasi yang valid.
Contoh :
Diberitakan bahwa ia terlibat kasus korupsi sapi, petinggi partai itu berdalih kita harus berhati-hati atas apa yang kita dengan dari media karena tidak semua media bisa diandalkan.
Memanipulasi respons emosional untuk menggantikan atau menutupi argumen lain yang valid dan masuk akal.
Contoh :
Seorang anak tidak mau menghabiskan makanannya. Lalu, sang ibu menasihatinya untuk memikirkan anak-anak yang kelaparan di Afrika yang tidak bisa mendapatkan makanan yang layak.
Mengasumsikan jika situasi P terjadi, maka Q akan juga terjadi, tanpa didukung dengan bukti atau penalaran yang masuk akal. Karena itu, P tidak boleh terjadi.
Contoh :
Seorang pejabat pemerintahan menolak melegalkan pernikahan beda-keyakinan, sebab jika diperbolehkan kelak mereka akan melegalkan pernikahan sesama jenis di masa depan.
Menganggap suatu hal itu pasti tidak benar hanya karena susah dipahami.
Contoh :
Sekelompok politisi yang tidak percaya bahwa ada banyak relawan yang mendukung salah satu calon presiden tanpa bayaran sepeserpun akan menganggap bahwa dukungan tanpa syarat itu adalah sesuatu yang mustahil, tidak benar terjadi.
Menggunakan pengalaman pribadi sebagai dasar kebenaran yang valid, tanpa disertai argumentasi yang masuk akal.
Contoh :
Kakek Alice adalah perokok berat yang menghabiskan 20 batang per hari dan beliau masih hidup sampai usia 97 tahun. Karena itu, Alice tidak percaya bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan.
Percaya bahwa jika otoritas menyatakan sesuatu, maka hal tersebut merupakan kebenaran yang valid, tanpa perlu menyelidikinya lebih lanjut.
Contoh :
Pemerintah Ukraina membuat klaim bahwa kelompok separatis pro Rusia lah yang menembak jatuh pesawat MH-17. Tanpa menyelidiki apakah kelompok separatis benar-benar memiliki senjata mutakhir seperti itu, masyarakat Barat percaya terhadap klaim tersebut.
Kesesatan berpikir dapat mengantar pelaku terhadap masalah baru yang rumit dan bisa merusak citra diri atau kurangnya stimulus sosial terhadap pelaku. Kesalahan logika terletak pada pelaku yang melakukan kesesatan dalam berpikir. Dengan mengetahui logical fallacy seperti yang sudah dijelaskan di atas, semoga kita lebih dapat berpikir secara kritis dan logis dalam beragurmen.
Sumber referensi :
https://portal-ilmu.com/logical-fallacy/
https://blog.anggriawan.com/2014/07/logical-fallacy.html