Hai Traveller, sudahkah kalian ke Kota Solo? Kota dengan segudang seni dan budayanya, keramah warganya, dan terkenal dengan makanannya yang lezat serta murah. Seorang traveller pasti akan mengabadikan perjalanan wisatanya dengan sebuah file visual baik foto ataupun video. Nah, di Kota Solo ini banyak banget tujuan wisata yang bisa kalian pakai untuk berswafoto dengan tema yang berbeda-beda, seperti di Rumah Dinas Walikota Solo. Rumah dinas bisa untuk berwisata? Jangan heran teman, di Kota Solo, kalian bisa berkunjung ke rumah dinas walikota dengan gratis. Dengan struktur bangunan yang bernuansa Indish, tentunya akan membuat kalian tak henti berswafoto di berbagai sudut tempat itu.
Rumah Dinas Walikota Solo ini mempunyai luas bangunan 3.500 meter persegi dan berdiri di atas lahan seluas 6.295 meter persegi. Rumah ini memiliki sebutan khusus bagi warga Solo, yaitu Loji Gandrung. Loji Gandrung merupakan gabungan dari dua istilah Jawa, Loji yang berarti bangunan besar peninggalan Belanda dan Gandrung berarti kasmaran. Nama tersebut disematkan masyarakat karena dulunya tempat itu dipakai oleh pemilik rumah untuk pesta dansa. Bangunan tersebut awalnya adalah rumah milik Johannes Augustinus Dezentje yang dibangun pada tahun 1830. Dezentje adalah seorang pionir perkebunan Belanda di wilayah Surakarta yang dikenal sebagai tuan tanah di daerah Ampel, Boyolali.
Sepeninggal Dezentje, Loji Gandrung berubah-ubah fungsinya. Saat terjadi kependudukan Jepang atas Solo, tempat tersebut digunakan sebagai markas bagi pimpinan pasukan tentara Jepang yang bertanggungjawab atas wilayah Surakarta. Loji Gandrung juga pernah menjadi tempat bagi Jenderal Gatot Subroto menyusun strategi saat menghadapi agresi militer yang dilakukan Belanda dan Sekutu. Loji Gandrung merupakan karya arsitek Belanda, C.P. Wolff Schoemaker yang juga seorang guru besar arsitek di Institut Teknologi Bandung. Dia juga merupakan salah satu dosen arsitek dari Bung Karno. Loji Gandrung merupakan salah satu bukti kecerdasan Schoemaker dalam merancang bangunan dengan perpaduan gaya Eropa dan lokal. Selain menjadi arsitek Loji Gandrung, Schoemaker juga sosok yang merancang beberapa bangunan ikonik di Bandung, seperti Gedung Merdeka dan Boscha.
Saat memasuki kawasan Loji Gandrung, kalian akan disambut oleh patung yang memakai baju dengan banyak kantong. Patung tersebut merupakan sosok yang pernah menempati rumah itu, yaitu Jenderal Gatot Subroto. Tepat di belakang patung, terdapat sebuah air mancur yang tak boleh dilewatkan untuk dijadikan tempat berswafoto. Selanjutnya kalian bisa menyusuri halaman belakang yang cukup luas, disitu kalian bisa menemukan arca pewayangan dan unggas peliharaan. Masuk ke dalam bangunan, Loji Gandrung punya teras yang luas dan memanjang. Pintu dan jendela yang berukuran besar khas bangunan Belanda.
Di ruang tamu tertata kursi antik dan dua buah foto presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Sisi sebelah kanan ruang tamu difungsikan sebagai ruang rapat walikota, dan sisi sebelah kiri terdapat dua ruangan kamar. Konon salah satu kamar sering digunakan oleh Bung Karno saat singgah di Solo. Teras belakang Loji Gandrung dimanfaatkan sebagai ruang kerja walikota. Bagian paling belakang merupakan pendopo untuk tempat pertemuan dan di samping kanan kiri pendopo terdapat bangsal tempat staf rumah tangga dan petugas jaga Satpol PP beristirahat.
Nah kalau kalian tertarik berwisata ke Loji Gandrung, kalian akan mudah menemukannya karena tempat tersebut berada di tengah kota. Loji Gandrung berada di sisi selatan jalan utama kota Solo, Jalan Slamet Riyadi. Kalian akan lebih beruntung lagi jika datang sekitar pukul 09.30 – 11.30, karena kalian akan melihat kereta api melintas di depan Loji Gandrung. Jadi jangan lupa ya agendakan untuk mengunjungi rumah dinas walikota Solo ini.
referensi:
https://www.propertyinside.id/2019/05/27/sejarah-loji-gandrung-dan-arsitektur-indish/
https://travelingyuk.com/loji-gandrung-solo/196688