Film Nine Days merupakan salah satu film yang disutradarai oleh Edson Oda dan juga di produseri oleh Jason Michael Berman. Selain itu ada juga Mette Marie Kongsved, Matthew Lindner, Laura Tunstall, dan Datari Turner. Nine Days adalah film fiksi ilmiah Amerika Serikat yang dibintangi oleh. Winston Duke, Zazie Beetz, Benedict Wong, Bill Skarsgård dan Tony Hale.
Nine Days ditayangkan perdana di Festival Film Sundance pada tanggal 27 Januari 2020 dan dirilis di Amerika Serikat pada tanggal 22 Januari 2021. Edson Oda selain menjadi sutradara, ia juga merangkap sebagai penulis naskah film Nine Days.
Film Nine Days merupakan film bergenre fantasi yang mengisahkan seorang pria bernama Will (Winston Duke). Yang menghabiskan waktunya di sebuah rumah terpencil untuk melihat sudut pandang orang-orang dalam menjalani hidup. Suatu hari ada satu objek binasa yang meninggalkan kekosongan bagi kehidupan baru di bumi. Will pun bertanya kepada jiwa-jiwa manusia yang belum lahir di dunia.
Sayangnya, ia justru bertemu tantangan eksitensial dalam bentuk jiwa bernama Emma (Zazie Beetz). Tak seperti makhluk lainnya, Emma memaksanya untuk melihat masa lalunya. Selain itu, Will juga terus bertanya kepada jiwa manusai yang akah lahir di dunia.
Nine Days akan membawa kita menuju limbo. Sebuah tempat di kehidupan yang lain. Bukan after life tapi before life. Yang mana, setiap kali ada jiwa yang mati di bumi, maka akan ada satu slot kosong yang dapat ditempati oleh jiwa yang baru. Slot inilah yang bakal diperebutkan oleh jiwa-jiwa yang belum pernah terlahir.
Jiwa-jiwa itu kemudian diseleksi selama sembilan hari dan hanya ada satu saja. Dari setiap kelompok yang akan terlahir di dunia. Sedang yang lain, yang tidak terpilih, akan menuju ketiadaan.
Nantinya kita akan bertemu dengan Will (Wiston Duke), yang merupakan sosok yang bertugas untuk memilih pemenang dari sekelompok jiwa tersebut. Yang mulai berpikir bahwa selama ini telah keliru dalam proses seleksinya. Ia kerap memilih jiwa-jiwa yang menurutnya indah, yang sialnya pada akhirnya terlihat tidak cocok untuk hidup di bumi. Entah mereka berakhir dengan kehidupan yang medioker, menjadi korban bully sampai-sampai ada yang memutuskan untuk bunuh diri.
Will perlahan berkesimpulan kalau dunia fana bukanlah kehidupan yang ideal bagi jiwa-jiwa tersebut. Hidup bukanlah hadiah yang layak bagi mereka. Oleh sebab itu, Will putuskan untuk meloloskan jiwa yang kental dengan sifat oportunis, yang dikiranya pasti akan mampu bertahan dan beradaptasi setelah dilahirkan.
Bila kita pahami lagi Nine Days bukan hanya sebuah film tetapi juga pengalaman, bekal untuk berkontemplasi. Dialog, sinematografi, detail properti dan adegan-adegannya memberikan sebuah perspektif yang oleh saya sering kali luput atau yang mungkin sudah lama terlupakan.
Selain itu, film ini juga berbicara tentang eksistensi, realita kehidupan, kematian, psikologis manusia, studi karakter, dan juga free will yang sekaligus akan terasa kontradiktif dengan konsep takdir. Meski berjalan melalui perspektif Will, sesungguhnya kita sebagai penonton juga bisa bersikap layaknya para kandidat. Kita bebas memilih interpretasi berdasarkan perspektif dari tokoh-tokoh yang ada.
Kita bisa memaknai kehidupan sama seperti Emma yang optimis dan mampu menangkap keindahan dari hal-hal kecil. Kita pun bisa bersikap seperti Kane yang mencoba realistis terhadap kondisi dunia yang mustahil hanya berisi hal-hal baik saja karena percaya atau tidak, keburukan selalu muncul setiap hari, entah kita memintanya atau tidak.
Nine Days mungkin juga bisa kita jadikan ajang perenungan, memahami perilaku kita sebagai manusia yang seringkali merasa “yang paling tahu” terkait kehidupan sekaligus apa yang terbaik bagi orang lain” dan bersikap layaknya “hakim” yang memvonis akan seperti apa “ending” kehidupan yang akan diterima oleh orang-orang di sekitar kita. Segmented.
Nice Review ♥️