Teknologi blockchain adalah mekanisme basis data lanjutan yang memungkinkan berbagi informasi secara transparan dalam jaringan bisnis. Basis data blockchain menyimpan data dalam blok yang dihubungkan bersama dalam sebuah rantai. Data bersifat konsisten secara kronologis karena Anda tidak dapat menghapus atau mengubah rantai tanpa konsensus dari jaringan. Akibatnya, Anda dapat menggunakan teknologi blockchain untuk membuat buku besar yang tidak dapat diubah atau tetap untuk melacak pesanan, pembayaran, akun, dan transaksi lainnya. Sistem memiliki mekanisme bawaan untuk mencegah entri transaksi yang tidak sah dan menciptakan konsistensi dalam tampilan bersama dari transaksi ini.
Seperti yang kamu ketahui, teknologi blockchain sendiri baru mulai dikenal oleh banyak orang setelah Bitcoin diluncurkan pada tahun 2009. Tidak banyak yang tahu bahwa teknologi ini sebenarnya sudah mulai dikembangkan sejak awal tahun 1990-an.
Pada tahun 1992, Haber dan Stornetta meningkatkan sistem yang mereka kembangkan dengan menggabungkan Merkle Tree (struktur data berbasis hash). Hal ini meningkatkan efisiensi yang memungkinkan dikumpulkannya lebih banyak data ke dalam satu blok.
Mulai dari tahun 2008, blockchain mulai mendapatkan banyak perhatian, berkat karya satu orang atau kelompok bernama Satoshi Nakamoto yang terakreditasi sebagai otak di balik teknologi blockchain Bitcoin.
Nakamoto mengkonseptualisasikan blockchain Bitcoin pertama kali pada tahun 2008 dan merilis whitepaper pertama tentang teknologi ini pada tahun 2009. Dalam whitepaper tersebut, Nakamoto mengutip tiga hasil riset kriptografer Haber dan Stornetta, dan memberikan penjelasan tentang bagaimana teknologi ini dapat meningkatkan kepercayaan dalam pengiriman mata uang digital dengan aspek desentralisasi yang dimilikinya.
Blockchain 1.0 adalah fase evolusi pertama dari pengembangan teknologi blockchain. Dengan diperkenalkannya catatan transaksi online yang sepenuhnya terdesentralisasi, terdistribusi, dan tidak dapat diubah, Blockchain 1.0 bertujuan untuk menghadirkan transparansi dan akses publik ke sistem keuangan global.
Blockchain 1.0 ini diawali oleh Bitcoin yang mulai diperkenalkan pada tahun 2008. Seperti dijelaskan sebelumnya, Satoshi Nakamoto dalam whitepaper-nya merincinya sebagai sistem peer-to-peer elektronik. Nakamoto membentuk blok genesis (blok pertama dalam blockchain Bitcoin), di mana blok berikutnya dikaitkan dan saling berhubungan menghasilkan salah satu rantai blok terbesar yang memuat berbagai informasi dan transaksi.
Bitcoin dikenal sebagai blockchain generasi pertama yang dirancang untuk mengutamakan keamanan transfer aset digital. Sehingga bahasa pemograman pada blockchain Bitcoin tidak cukup fleksibel untuk developer membuat aplikasi-aplikasi yang rumit di atasnya.
Vitalik Buterin, seorang programmer yang terlibat di komunitas Bitcoin sejak 2011 kemudian mulai mengerjakan blockchain yang tidak hanya memiliki fungsi selain menjadi jaringan peer-to-peer seperti Bitcoin, tapi Turing-complete, atau platform komputer terdesentralisasi yang dapat menjalankan aplikasi apapun.
Ethereum kemudian resmi diluncurkan pada tahun 2015 sebagai blockchain publik dengan fungsionalitas smart contract, atau kode yang bisa diprogram untuk apa saja. Diluncurkannya Ethereum menjadi momen penting dalam sejarah blockchain.
Dengan teknologi smart contract-nya, blockchain Ethereum memungkinkan tingkat pemrograman yang lebih kompleks. Hal ini memberikan developer lebih banyak kebebasan untuk bereksperimen dengan kode mereka sendiri dan membuat aplikasi yang disebut sebagai Decentralized Applications (DApps).
Sejarah dan evolusi blockchain tidak berhenti pada Bitcoin, Ethereum dan berkembangnya berbagai platform smart contract saja. Saat ini kita sudah mulai memasuki tahap ketiga dari perkembangan teknologi blockchain.
Fase ketiga perkembangan blockchain ini pada dasarnya bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang ada di industri blockchain generasi pertama dan kedua, yaitu skalabilitas. Untuk memfasilitasi adopsi yang lebih besar lagi, diperlukan kemampuan proses transaksi yang lebih besar lagi, yang tersebut belum difasilitasi oleh Bitcoin dan Ethereum (sebelum the Merge).
Sebagai contoh, Bitcoin dapat memproses 3 hingga 7 transaksi per detik, sedangkan kecepatan transaksi Visa sekitar 2.000 TPS. Untuk dapat digunakan oleh lebih banyak orang lagi, skalabilitas tentu perlu ditingkatkan.
Beberapa blockchain seperti Polkadot, Cardano dan juga Ethereum 2.0 atau the Merge, saat ini tengah dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan skalabilitas yang ada pada blockchain generasi sebelumnya.
Dengan kemampuan utama dari blockchain adalah immutable, yaitu data yang tidak dapat diubah atau dirusak, kerahasiaan dan keamanan dari data akan semakin kuat sehingga pada penerapannya di rekam medis akan sangat bermanfaat, terutama pada diagnosa dokter dan claim asuransi kesehatan palsu
1. Melacak Bagasi atau Barang Bawaan
2. Identifikasi Data Diri
3. Transaksi Pembayaran Yang Aman dan Mudah Dilacak
4. Rating Terhadap Bisnis atau Pelayanan
5. Customer Loyalty Program