Review Film : Sound of Metal (2019)

Pernahkah kamu membayangkan bagaimana jadinya jika seorang musisi yang hidup di dunia musik harus kehilangan pendengarannya? Bukankah itu hal yang sangat menyakitkan. Sebagai seorang musisi tentu pendengaran merupakan hal yang sangat penting. Karena musisi itu hidup dari melodi, irama, nada dan ketukan. Hal itu lah yang menjadi inspirasi lahirnya film berjudul Sound of Metal.

Sound of Metal merupakan film karya sutradara Darius Marder. Berkolaborasi dengan saudaranya, Abraham Marder sebagai penulis naskah, film ini mengangkat isu kehidupan disabilitas terutama tuna rungu. Film yang ditayangkan pertama kali dalam Festival Film Toronto tahun 2019 ini dibintangi oleh aktor Hollywood bernama Riz Ahmed. Film ini sedianya akan dirilis di bioskop pada bulan Agustus 2020, namun karena kondisi pandemi, akhirnya dirilis pada Desember 2020 di layanan streaming Amazon Prime Video. Berkat kesuksesannya, film Sound of Metal ini berhasil menjadi nominator Best Picture pada ajang Oscar tahun 2021.

Sinopsis

Film Sound of Metal menceritakan kisah seorang drummer band metal bernama Ruben Stone (Riz Ahmed) yang mendadak kehilangan pendengarannya saat melakukan konser tur keliling Amerika. Hal tersebut tentu membuat Ruben seakan mendapatkan mimpi buruk dan merasa frustasi yang tak terbayangkan. Kabar lebih buruk ia terima ketika dokter mendiagnosis bahwa dirinya akan kehilangan pendengarannya sebanyak 80-90%. Tak berhenti disitu, dokter juga melarang dirinya untuk kembali manggung karena khawatir keramaian konser akan semakin memperburuk pendengarannya.

Kekasihnya, Lou (Olivia Cooke) yang juga merupakan gitaris dari band yang sama, sangat khawatir akan kondisi mental Ruben. Lou yang mengetahui bahwa Ruben juga dalam masa rehabilitasi dari narkoba, khawatir Ruben akan jatuh ketika terus dibiarkan. Lou akhirnya membawa Ruben ke sebuah komunitas tuna rungu yang dikelola oleh pria bernama Joe (Paul Raci). Harapannya, Ruben bisa kembali mendapatkan semangat hidupnya ketika mendapati tak hanya dirinya sendiri yang menderita dan berjuang. Selama berada disana, Ruben terus berjuang untuk mempelajari bahasa isyarat.

Review

Film yang berdurasi selama 2 jam 10 menit ini diawali dengan adegan dansa antara Ruben dengan Lou. Akting Riz Ahmed diakui sangat berhasil berperan sebagai orang tuli. Tak hanya melalui luapan emosi yang menuntut akting frontal, namun juga melalui banyak frame close up yang memperlihatkan pemikiran Ruben tanpa perlu diungkapkan dengan kata-kata. Kita akan merasa tergugah dengan perkembangan Ruben dari yang awalnya frustasi, kecewa, hingga pada akhirnya mampu menerima keadaan.

Selain akting dari Riz Ahmed, permainan sound effect dalam film Sound of Metal ini juga sempurna. Dengan sinkronisasi apik antara akting dan sound, akan memberikan pengalaman yang akhirnya memberikan pemahaman pada penonton. Transisi antara audio normal menuju distorsi dan keheningan juga di-mixing dengan sangat mulus. Sepanjang film, kita akan lebih banyak mendengar kekontrasan antara audio dari sudut pandang orang tuli dan normal.

Secara keseluruhan, Sound of Metal merupakan salah satu film yang tak hanya indah, namun juga memberi koleksi bermakna. Sangat menggugah ketika seorang filmmaker memanfaatkan produksi film modern untuk menghadirkan pengalaman seperti dalam film ini, dengan tujuan memberikan pemahaman yang tidak mudah kita dapatkan hanya dengan mendengar cerita secara naratif.

Yunita Rachmayanti