Jasa Website Handal, PT Juno Inovasi Indonesia

Berdirinya Perusahaan

Awalnya Sebelum pandemi tahun 2019 PT. Juno Inovasi Indonesia itu hanya toko jasa pembuatan website online saja yang bernama tokomob.net. Kemudian untuk melegalkan perusahaan tersebut didirikan pada tahun 2021 berubah menjadi PT. Juno Inovasi Indonesia.

Perusahaan tersebut didirikan oleh Stefanus Dewangga C dengan tujuan memberikan jasa pembuatan website. Sehari-hari Stefanus Dewangga C Bekerja di el samara coworking space, selain jasa pembuatan website PT. Juno Inovasi Indonesia melayani seperti: Company Profile website Development, Ecommerce Website Development, Software Development, dan Mobile App Development.

PT. Juno Inovasi Indonesia melayani beberapa berikut ini:

1. Company Profile website Development

Website company profile adalah sebuah situs yang menampilkan profil perusahaan atau bisnis secara mendetail. Dengan adanya situs company profile, orang akan lebih mudah mendapatkan informasi terkait dengan perusahaan.

Bukan hanya bagi klien atau calon pelanggan, situs profil perusahaan juga bermanfaat untuk berbagai pihak, misalnya bagi mitra bisnis dan calon investor sebagai penyuntik modal.

Banyak fungsi website company profile untuk sebuah perusahaan, beberapa di antaranya:

  • Memberi gambaran umum tentang perusahaan
  • Menampilkan informasi terkait produk dan layanan
  • Menunjukkan kredibilitas
  • Membuka peluang bisnis yang lebih besar
  • Menarik pelanggan

2. Ecommerce Website Development

Electronic commerce atau e-commerce adalah segala aktivitas jual beli yang dilakukan melalui media elektronik. Meskipun sarananya meliputi televisi dan telepon, kini e-commerce lebih sering terjadi melalui internet. Karena pengertian e-commerce tersebut, terkadang ada kesalahpahaman tentang e-commerce dan marketplace. Istilah e-commerce digunakan untuk mendeskripsikan semua transaksi yang memakai media elektronik.

Marketplace adalah salah satu model e-commerce. Model bisnis ini berfungsi sebagai perantara antara penjual dan pembeli. Penjual yang berdagang di marketplace hanya perlu meladeni pembelian. Semua aktivitas lain seperti pengelolaan website sudah diurus oleh platform tersebut.  Situs-situs seperti Shopee dan Lazada adalah dua contoh marketplace, Akan tetapi, e-commerce sebetulnya dibagi menjadi enam golongan, yaitu:

  • Business to business (B2B) — Jenis e-commerce dimana sebuah perusahaan menjual produk atau jasa kepada perusahaan lainnya. Dalam model e-commerce ini, biasanya pembeli memesan barang dalam jumlah besar. Contohnya adalah sebuah perusahaan yang membeli perlengkapan kantor dari sebuah produsen.
  • Business to consumer (B2C) — Dalam jenis e-commerce ini, sebuah perusahaan menjual produk atau jasa kepada konsumen. Pada umumnya, pelanggan dalam e-commerce B2C hanya mengecer. Jika anda pernah membeli dari suatu toko online, aktivitas tersebut termasuk dalam golongan ini.
  • Consumer to consumer (C2C) — Pernah menjual barang bekas ke orang lain yang membutuhkannya melalui internet? Aktivitas tersebut termasuk dalam jenis e-commerce ini. Dengan kata lain, C2C adalah transaksi online antara dua individu.
  • Consumer to business (C2B) — Berkebalikan dengan B2C, e-commerce C2B adalah skenario di mana seseorang menjual produk atau layanan kepada sebuah perusahaan. Seorang graphic designer, misalnya, menawarkan dan menjual logo buatannya kepada sebuah bisnis makanan.
  • Business to public administration (B2A) — Model e-commerce ini mirip dengan B2B, tetapi pelakunya adalah bisnis dan lembaga pemerintah. Contoh B2A adalah jasa pembuatan website untuk sistem administrasi online.
  • Consumer to public administration (C2A) — Jenis e-commerce satu ini berjalan seperti C2B. Namun, transaksi dilakukan oleh individu dan lembaga pemerintah. E-commerce dengan model C2A jarang ditemui di Indonesia. Jenis transaksi yang terjadi biasanya berbentuk jasa.

3. Software Development

software development merupakan pengembangan sebuah perangkat lunak. Selanjutnya menurut istilah, merupakan proses pengembangan sebuah aplikasi perangkat lunak yang dijalankan secara sistematis sehingga menghasilkan sebuah produk yang baik dan berkualitas. 

Di dunia developer sendiri, istilah ini sering disebut dengan Software Development Life Cycle (SDLC). SDLC sendiri merupakan siklus hidup dari pengembangan software. Tujuan dari penggunaan SDLC sendiri adalah untuk membangun sebuah sistem informasi yang direncanakan dengan baik agar memenuhi target produk yang akan dirilis. 

Tahap Software Development Life Cycle (SDLC):

Analyze (Analisis)

Pada tahap analisis ini, berfungsi untuk merencanakan rancangan pembuatan software atau aplikasi. Dimulai dari perencanaan alokasi sumber daya, biaya, estimasi waktu pengerjaan, kebutuhan tim, dan lain – lain. 

Pada tahap ini seorang Project Manager harus memikirkan matang – matang rencana pengerjaan proyek. Sehingga untuk kedepannya dapat dilakukan dengan baik. Dan yang terpenting, komunikasi dari tim developer dengan pihak manager dapat berjalan dengan selaras dan sinkron. 

Design (Desain)

Selanjutnya, setelah melakukan perencanaan dengan baik. Tahap berikutnya adalah proses desain aplikasi. Pada tahap ini, pengembang akan merencanakan seluruh sistem dan merencanakan alur algoritma dengan baik. 

Proses desain disini tidak hanya dalam penentuan alur algoritma program. Tetapi, pembuatan desain awal tampilan akan diperhatikan agar saat masuk pada tim developer dapat mengimplementasikan dengan sempurna. Biasanya, tim UI / UX Designer dapat mengerjakan tugas ini untuk segera diserahkan nantinya kepada tim developer.   

Implementation (Implementasi)

Tahap ketiga adalah implementasi program. Setelah berhasil menentukan desain awal dari pengembangan aplikasi, selanjutnya akan diserahkan pada tim developer. Di tim software developer sendiri akan dibagi menjadi dua tim besar, front end dan back end. 

Setiap tim akan menjalankan tugas masing – masing. Dalam tahap ini masuk pada penulisan kode dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu. Semisal pada pembuatan website tim front end menggunakan bahasa pemrograman seperti HTML, CSS, dan JavaScript. Pada tim back end menggunakan PHP, Apache, SQL, Node.js, dll.

Testing (Pengujian)

Pada tahap keempat setelah menyelesaikan proses pembuatan program, maka akan masuk pada tahap pengujian atau testing. Testing disini lebih pada pengujian program yang dibuat untuk mencari berbagai kesalahan seperti bug, error ataupun permasalahan lain yang dapat muncul dari software tersebut.

Pada beberapa perusahaan besar ataupun startup, biasanya menempatkan tim khusus untuk menangani tahap pengujian. Quality Assurance (QA) merupakan posisi untuk menangani pengujian software. Pengujian dapat dilakukan dengan metode black box maupun white box

Deployment (Perilisan)

Setelah menyelesaikan tahap testing, selanjutnya masuk pada perilisan produk. Proses deploy ini berarti software atau perangkat lunak telah berhasil dibuat dan siap untuk diserahkan pada klien. Dan untuk selebihnya, klien akan mencoba fungsionalitas dari aplikasi tersebut.

Maintenance (Perbaikan)

Apabila saat proses deployment muncul sebuah problematika baru, maka klien dapat memberikan feedback kepada tim developer. Dan selanjutnya dapat dilakukan tahap maintenance atau perbaikan. Pada tahap ini, pihak pengembang dapat melakukan update versi atau penambahan fitur untuk mengatasi permasalahan dari klien tersebut.

Mobile App Development

Mobile app developer berperan dalam membangun produk berupa aplikasi berbasis mobile, umumnya terdiri dari sekolompok programmer yang telah terlatih dan terbiasa dengan hal tersebut. Pekerjaan mereka berkutat pada ‘menerjemahkan’ ide-ide dari bidang desain serta penerapan rekayasa perangkat lunak.

Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Mobile Developer:

Adapun di bawah ini adalah gambaran tugas, kewajiban dan tanggung jawab seorang pengembang aplikasi mobile:

  • Bekerja sama dengan tim dalam meningkatkan fungsionalitas dan berinovasi menghadirkan fitur terbaru agar aplikasi tetap digemari.
  • Mengembangkan tampilan antarmuka aplikasi menggunakan bahasa pemrograman agar aplikasi mendukung segala macam smartphone.
  • Merawat dan melakukan perubahan secara berkala agar fungsionalitas aplikasi terjaga.
  • Memahami kebutuhan klien, lalu menerjemahkannya menjadi kerangka aplikasi. 
  • Berdiskusi dengan klien dalam menentukan rencana terbaik untuk mencapai tujuan pembuatan aplikasi.
  • Memastikan aplikasi memenuhi standar kualitas.
  • Melakukan pengujian fungsionalitas, ketahanan dan kenyamanan pengguna terhadap aplikasi sebelum dipasarkan.
  • Memperbaiki bug jika ada sesegera mungkin agar pengguna tidak terganggu.
  • Tidak ketinggalan perkembangan teknologi terkini dengan memantau praktik coding, pengembangan konsep, terminologi dan lain-lain yang berkaitan dengan mobile development.

Jasa Pembuatan Website Professional dengan Tim Desainer Website Handal yang bisa jadi pilihanmu untuk mempercayakan layanan pembuatan website kepada kami. Wujudkan Website keren impianmu, dapatkan kepercayaan lebih dari calon pelanggan dan tingkatkan bisnismu mulai dari sekarang.

Post Your Thoughts

Related Posts
Mengenal Bisnis Startup

Mengenal Bisnis Startup

Apa itu Bisnis Startup? Jika dilihat dari segi bahasa, startup artinya rintisan. Jika dikaitkan dengan…

Bisnis Coworking Space Bisa Sukses Setelah Pandemi Covid-19

Bisnis Coworking Space Bisa Sukses Setelah Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 telah menyurutkan banyak sektor bisnis, namun hal tersebut bertolak belakang di sektor bisnis…

MAU SEWA KANTOR CUMA 1,5 JUTA PERBULAN DI KOTA SOLO?? DISINI TEMPATNYA!!

MAU SEWA KANTOR CUMA 1,5 JUTA PERBULAN DI KOTA SOLO?? DISINI TEMPATNYA!!

Kantor yang ideal bisa sangat bervariasi tergantung pada kebutuhan bisnis Anda, namun ada beberapa faktor…

Close

Whatsapp Chat

Would you like to see our space before joining? Come and visit our coworking space. Please fill out the form and our manager will get back asap.