Kota Surakarta, atau yang lebih populer dengan sebutan Kota Solo memiliki beragam khas serta keunikan di dalamnya. Masih Suasana Liburan Di Solo dengan beragam kuliner legendaris dan khas dapat Anda nikmati ketika liburan bersama keluarga. Legendarisnya kuliner di Solo dibuktikan dengan tetap aksisnya destinasi kuliner tersebut selama puluhan tahun. Di samping tagline legendaris, kuliner-kuliner tersebut tentu memiliki cita rasa yang lezat
Dibawah Rekomendasi Kuliner Legendaris Solo yang wajib Anda nikmati bersama keluarga untuk menghabiskan waktu liburan. Tentunya hal ini menjadi catatan ketika Anda ingin berlibur ke Kota Solo.
Brambang Asem kuliner legendaris yang ada di Solo. Sajian hidangan sederhana ini mirip dengan pecel, tetapi Brambang Asem hanya menggunakan daun ubi jalar atau jeglor yang direbus. Bumbu Brambang Asem tidak sama dengan pecel; itu terbuat dari bawang merah atau brambang yang dibakar, lalu ditumbuk dengan asam jawa, terasi, cabai, dan gula jawa. Masyarakat Solo biasanya makan Brambang Asem sebelum makan siang dengan tempe gembus, jenis tempe yang terbuat dari ampas tahu, bersama dengan pincuk daun pisang.
Jika Anda ingin mencoba saat masih dengan suasana liburan bersama keluarga, makanan tradisional ini masih dapat ditemukan di dalam kompleks Pasar Gede, salah satunya di dekat etalase penjual lenjongan. Untuk selanjutnya,
Kuliner selanjutnya yaitu Kompya. Kompya adalah sumber logistik untuk perang di China. Seiring waktu, kompya, juga dikenal sebagai kompyang, masuk ke Indonesia, terutama pulau Jawa. Makanan ini sempat digunakan sebagai pengganti nasi karena awet sampai sepuluh hari. Sedangkan pia pia ini tampilannya mirip ote ote, namun rasanya lebih gurih dan bertekstur.
Di pasaran, kompya pia pia bisa dibeli dalam dua ukuran yakni ukuran besar seharga Rp4.000 dan yang kecil harganya Rp2.500. di Solo, Jawa Tengah, hanya rumah produksi milik Haryono yang masih bertahan memproduksi makanan ini. Rumah produksi satu-satunya di Kota Solo ini berlokasi di Kampung Gandekan, Jebres.
Kamu ingin menikmati kuliner legendaris ini bersama keluarga?. Kamu bisa membelinya di Pasar Gede Solo di pagi hari.
Konon, lenjongan pertama kali dihidangkan untuk para bangsawan dan raja sebagai hidangan istimewa pada masa kejayaan Kerajaan Mataram pada abad ke-16. Namun, lenjongan menjadi makanan yang lebih mudah diakses oleh masyarakat umum seiring berjalannya waktu.
Beberapa makanan tersebut antara lain gendar, klepon, sawut, jongkong, gatot, getuk, tiwul, cenil, klepon, ketan hitam, ketan putih, grontol (jagung), serta taburan parutan kepala dan gula pasir atau gula merah cair. Lenjongan rupanya dibanderol dengan murah. Biasanya, satu porsi lenjongan dijual sekitar Rp 3.000 – Rp 5.000.Anda tertarik mencobanya? Temukan Lenjongan di Pasar Gede Solo, ke lapak Bu Sum.
Beberapa tempat yang menjadi pusat jajanan serabi adalah di daerah Pasar Pon, pasar tradisional, serta Kampung Notokusuman –kini lebih sering disingkat menjadi Notosuman.
Pasangan Hoo Gek Hok dan Tan Giok Lan kemudian membuat serabi notosuman di pasar. Salah satu ciri khasnya adalah mereka menumbuk sendiri beras yang menjadi bahan bakunya. Selain itu, beras yang digunakan memiliki kualitas terbaik, yaitu beras cendani yang berasal dari Cianjur. Selain itu, karena tidak mengandung bahan pengawet, kue ini hanya dapat disimpan selama satu hari.
Keluarga ini melakukan bisnis ini sejak lama. Kakak-beradik Handayani dan Lidia sekarang mengelola bisnis serabi notosuman. Handayani menempati outlet ini sejak zaman engkongnya di Jalan Mohammad Yamin, sementara Lidia membuka outlet baru di dekat lokasi outlet lama.
Faktanya, selat ini adalah contoh akulturasi budaya dari Belanda dan Jawa yang dapat meningkatkan masakan lokalnya. Selat Solo ini menggabungkan berbagai jenis sayuran dalam satu wadah. Biasanya terdiri dari slada atau sla, kentang atau aardappel, buncis atau boon, ketimun atau komkammer, telur atau ei, dan disiram dengan kuah kecap atau sajasous serta saus mayones. Tak hanya menikmati selat atau timlonya yang enak, di Warung Selat Mbak Lies kamu juga bisa berfoto di berbagai sudut Instagramable bersama keramik-keramik antik ketika masih dengan suasana liburan bersama keluarga.
Warung ini sekarang menjadi salah satu yang paling terkenal di Solo, dan banyak orang yang ingin makan selat di sana. Tempat makan ini berlokasi di Jl. Yudhistira No.9, Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Kota Solo, dan buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 18.00. Tempat makan ini beroperasi sejak 16 September 1987.
Salah satu rumah makan yang terkenal dengan sajian Timlo yang enak dan legendaris adalah Timlo Sastro. Warung Timlo yang sudah ada sejak 1952 silam. Menu timlo ini menjadi jawara di rumah makan yang berlokasi di Jl. Abdul Muis No.32A, Kepatihan Kulon, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57139.
Timlo komplit berisi telur pindang, sosis solo, hati dan ampela ayam, serta kuah. Selain itu, pembeli juga bisa menambah nasi putih. Jika Anda tidak menyukai isian komplit, Timlo Sastro menawarkan opsi seperti kuah rempelo ati, sosis rempelo ati, telur sosis, dan lainnya. Kuah timlo adalah kuah kental atau asinan dengan rasa sangat asin dan tidak ada rasanya. Harga yang disajikan untuk menu juga beragam. Harga satu porsi timlo komplit adalah Rp 23 ribu. Menu timlo tanpa isian lengkap mulai dari Rp 9 hingga 17 ribu
Untuk rekomendasi selanjutnya, yaitu Cabuk Rambak juga menjadi kuliner legendaris Kota Solo. Potongan gendar atau bisa juga dengan ketupat yang disiram dengan saus wijen tak lupa didampingi dengan karak. Soal rasa, cambuk rambak punya nuansan gurih. Adapun rasa gurih ini utamanya dihasilkan oleh wijen dan kelapa.
Cabuk adalah saus yang dibuat dari wijen putih dan parutan kelapa yang disangrai sampai kering sehingga menghasilkan cita rasa yang tidak terlalu pedas dan sedikit gurih. Bumbu kering ini dapat bertahan lama dan ketika akan dihidangkan hanya perlu ditambahkan air sampai kental. Rambak adalah kerupuk kulit kerbau atau sapi. Dahulu makanan ini sebenarnya disajikan dengan rambak. Harga rambak yang sekarang semakin mahal akhirnya digantikan dengan karak.
Beberapa tempat penjualan cabuk rambak adalah Pasar Gede Solo, Jalan RE Martadinata Kelurahan Sudiroprajan, dan Pasar Kadipolo.
Sejak tahun 1971, nenek Bu Edi mendirikan Tengkleng Klewer Bu Edi. Awalnya, dia berjualan dengan berkeliling dan menggendong wadah tengklengnya. Setelah beberapa tahun, akhirnya bisa membuka warung yang sekarang menjadi sangat terkenal di masyarakat. Sulistri, generasi keempat, sekarang memegang Tengkleng Klewer Bu Edi. Ia ramah terhadap pembeli yang sudah antri.
Meskipun olahannya sederhana, antriannya sangat panjang. Banyak orang takut tidak mendapatkan bagian, bahkan sebelum buka. Tempat makan ini buka pukul 12:00 dan buka selama 2 hingga 3 jam sebelum makanan habis. bahkan jika libur hanya satu jam. Jadi, jika Anda ingin mencicipi tengkleng di sini, Anda harus siap untuk antri.
Tengkleng Klewer Bu Edi terletak di Pasar Klewer di Jl. Radjiman, Solo. Harganya juga tidak terlalu mahal, berkisar antara Rp20.000 dan Rp50.000, tergantung pada lauk yang diinginkan.
Itu tadi beberapa rekomendasi kuliner legendaris di Kota Solo. Hiasi suasana liburan Anda dengan menikmati beragam keunikan kuliner di Kota Solo ketika masih dengan suasana liburan bersama keluarga.