Mengenal Lebih Dekat Bursa Efek Indonesia

Bagi seorang investor di negara Indonesia, istilah atau nama-nama berikut menjadi tidak asing lagi. Yang pertama, sekuritas. Sekuritas adalah instrumen finansial yang mewakili posisi kepemilikan saham dalam suatu perusahaan publik. Kemudian ada istilah Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah pihak yang menyediakan sistem untuk mempertemukan jual dan beli Efek dengan tujuan memperdagangkan. Lalu ada ada Kustodian Sentral Efek Indonesia, yaitu organisasi yang melayani administrasi dan transaksi rekening efek, serta distribusi hasil corporate. Nah, sekarang kita mau bahas dan mengenal lebih dekat dengan BEI.

Istilah bursa memiliki pengertian yang sama dengan pasar, yaitu tempat terjadinya transaksi jual dan beli. Istilah pasar lazim digunakan untuk tradisional maupun konvensional dengan melibatkan produk secara fisik. Sedangkan istilah bursa ini digunakan karena produk yang dijual belikan adalah produk non fisik seperti saham dan obligasi. BEI atau yang dikenal juga dengan Indonesia Stock Exchange (IDX) adalah sebuah perusahaan yang mengatur jalannya transaksi efek atau surat berharga di negara Indonesia.

Sejarah Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal Indonesia sudah ada sejak sebelum kemerdekaan. Pasar modal ini lahir pada tahun 1912 yaitu sejak zaman kolonial Belanda di Batavia. Pasar modal saat itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan kolonial atau VOC. Meskipun sudah ada sejak tahun 1912, tetapi perkembangan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan. Bahkan sempat beberapa kali periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa kondisi seperti perang dunia ke I dan II, serta perpindahan kekuasaan dari kolonial ke pemerintahan Republik Indonesia.

Kemudian pada tahun 1977, pemerintah Republik Indinonesia kembali mengaktifkan pasar modal. Sejak saat itu, pasar modal terus mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Berikut beberapa sejarah singkat perjalanan Bursa Efek Indonesia:

• Desember 1912: Pertama kali bursa efek dibentuk oleh pemerintah Hindia Belanda
• 1914 – 1918: Bursa efek ditutup akibat perang dunia ke-1
• 1925 – 1942: Bursa efek dibuka kembali
• 1942 – 1952: Ditutup kembali akibat perang dunia ke-2
• 1956 – 1977: Perdangangan di bursa mengalami vakum
• 10 Agustus 1977: Presiden Soeharto mengaktifkan kembali pasar modal
• 1988 – 1990: Pasar modal dibuka untuk asing dan aktivitas bursa terlihat meningkat
• 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya mulai beroperasi dan dikelola oleh swasta, yaitu PT Bursa Efek Surabaya
• 13 Juli 1992: Terjadi swastanisasi Bursa Efek Jakarta
• 30 November 2007: Penggabungan BES dan BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Peran BEI

Karena Bursa Efek Indonesia merupakan satu-satunya bursa resmi milik Indonesia, sehingga jika perusahaan ingin go public maka harus melalui BEI. BEI akan mengontrol proses transaksi yang terjadi agar berjalan dengan adil dan efisien. Untuk itu, BEI mempunyai beberapa peran diantaranya:

Sebagai Fasilitator Perdagangan Efek

Dalam hal ini, BEI harus menyediakan semua sarana yang menunjang perdagangan efek. BEI diharuskan membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa. Selain itu, BEI juga harus melakukan pencatatan terhadap semua instrumen efek dan mengupayakan likuiditas investasi efek. BEI juga diwajibkan untuk menyebarluaskan informasi bursa secara transparan.

Sebagai Otoritas yang Mengatur Transaksi

Sebagai otoritas pasar modal satu-satunya yang diresmikan oleh pemerintah, BEI berhak mengatur jalannya proses transaksi jual beli efek. Hal ini termasuk mencegah praktik manipulasi harga yang tidak wajar, melakukan pembekuan perdagangan pada emiten saham yang melanggar, dan melakukan pencabutan atas delisting sesuai aturan yang berlaku.

Itulah beberapa perkenalan singkat mengenai Bursa Efek Indonesia. Jika ingin tau lebih dalam, kunjungi saja laman websitenya di idx.co.id.

Yunita Rachmayanti