Hidden Figures adalah film drama biografi Amerika Serikat tahun 2016 yang disutradarai oleh Theodore Melfi. Dan diproduseri oleh Donna Gigliotti, Peter Chernin, Jenno Topping, Pharrell Williams dan Theodore Melfi.
Film Hidden Figures diadaptasi dari sebuah buku karangan Margot Lee Shetterly yang berjudul Hidden Figures: The American Dream and the Untold Story of the Black Women Who Helped Win the Space Race. Buku tersebut secara gamblang mengungkap tiga tokoh utama di film Hidden Figures. Selain itu, ia juga dinilai mempunyai sisi historis yang akurat.
Film Hidden Figures ditayangkan secara perdana di Teater School of Visual Arts pada tanggal 10 Desember 2016 dan dirilis di Amerika Serikat pada 25 Desember 2016 secara terbatas dan 6 Januari 2017 secara luas. Film ini mendapatkan review positif dari para kritikus.
Taraji P. Henson, yang berperan sebagai Katherine Johnson, seorang matematikawan yang menghitung lintasan penerbangan dalam proyek Merkuri dan Apollo 11 pada tahun 1969 menuju ke Bulan. Film ini juga dibintangi oleh Octavia Spencer, Janelle Monáe, Kevin Costner, Kirsten Dunst dan Jim Parsons.
Katherine Johnson adalah seorang single parent dengan tiga orang anak dan bekerja di Langley Research Center. Dia bekerja dengan dua sahabatnya, Mary Jackson dan supervisor yang berstatus kontrak bernama Dorothy Vaughan. Mereka bertiga adalah orang Afrika-Amerika dan bekerja secara terpisah dari rekan-rekannya berdasarkan ras dan gender. Kehadiran Katherine tidak langsung diterima terutama oleh Paul Stafford, salah satu petinggi di proyek tersebut yang meremehkan kemampuan Katherine.
“Every time we get a chance to get ahead they move the finish line. Every time.”
Itu adalah Perkataan yang diucapkan oleh Mary Jackson diperankan oleh Janelle Monae. Perempuan kulit hitam yang bekerja di bagian komputasi NASA (Lembaga Luar Angkasa AS), tepatnya di bagian gedung Area Barat, khusus bagi pegawai perempuan “colored” atau berwarna, eufemisme bagi kaum kulit hitam.
Mary Jackson merupakan perempuan ahli teknik. Yang karena warna kulit dan gendernya mendapatkan penolakan untuk menjadi engineer di NASA. Namun usahanya mendapat hambatan dari atasanya, Karl Zienlinski. Karl memberikan syarat kepada Mary bila dia dapat lulus di pendidikan tinggi yang khusus bagi kulit putih.
Selain Mary dan Katherine, terdapat pula Dorothy Vaughan yang diperankan oleh Octavia Spencer. Yang memiliki peran sebagai pelaksana tugas Supervisor atau pengawas dari Area Barat, namun jabatan tersebut selalu tidak berhasil diperolehnya secara permanen atau tetap, lagi-lagi karena warna kulitnya.
Dorothy (1910-2008), yang belajar bahasa pemrograman secara otodidak. Kemudian diangkat untuk mengepalai seksi pemrograman di Divisi Analisis dan Komputasi, divisi yang terbentuk di NASA yang tidak lagi tersegregasi baik oleh warna kulit maupun jenis kelamin.
Film Hidden Figures mengangkat latar pada tahun 1961. Dimana terjadi terjadi konflik antar Amerika Serikat berada dalam persaingan sengit Perang Dingin dengan Uni Soviet, termasuk dalam bidang aeronautika. Selain itu warna kulit menjadi penentu untuk banyak hal. Dari mulai tingkat pendidikan, jenis pekerjaan sampai jenjang karir. Warga berketurunan Afrika-Amerika dianggap sebagai ras kelas dua yang akhirnya menyebabkan segregasi. Mereka dipisahkan dari orang kulit putih dan sering mendapat perlakuan yang berbeda.
Adanya diskriminatif tersebut menjadi titik awal masalah dari ketika tokoh utama. Mereka bukan hanya harus menerima setiap perlakuan diskriminatif karena warna kulit mereka. Beban yang diterima oleh ketiganya digambarkan dengan baik oleh penulis Allison Schroeder dan Theodore Melfi, keduanya menenpatkan agian cerita-cerita diskriminatif pada posisi serta porsi yang tepat dan mampuu membuat penonton merasakan alur cerita.
Mereka tak punya kekuasaan, terlahir dalam situasi dan kondisi yang tak tepat, dan hanya bisa mengandalkan kemampuan bawaan lahir mereka untuk berdiri di atas kaki sendiri. Upaya para perempuan Hidden Figures melawan situasi diskriminatif, dan membela dirinya sendiri untuk hal yang esensial bagi seorang manusia inilah yang saya anggap lebih menggugah dibanding konflik dalam Green Book.
Hingga akhirnya, kisah mereka bertiga berhasil membuktikan kemandirian perempuan dan bahwasanya diskriminasi berdasarkan identitas, ras, atau pun warna kulit itu tak bermakna apapun selain bentuk kebencian terhadap sesama manusia.
“Tidak ada toilet. Tidak ada toilet untuk kulit hitam di gedung ini, atau semua gedung di luar di Kampus Barat, yang jaraknya 800 meter. Kau tahu itu?” kata Katherine.
“Aku harus berjalan ke Timbuktu hanya untuk buang air. Dan aku tidak boleh memakai sepeda. … Tuhan tahu bayaran orang kulit hitam tidak cukup beli mutiara!” lanjutnya.
“Dan saya bekerja seperti anjing, siang dan malam, hidup dari kopi dari panci yang tidak pernah kalian sentuh!” teriak Katherine.
Film Hidden Figures mendapatkan review positif dari para kritikus. Berdasarkan Rotten Tomatoes, film ini memiliki rating 93%, berdasarkan 274 ulasan, dengan rating rata-rata 7,6/10. Metacritic, film ini mendapatkan skor 74 dari 100, berdasarkan 47 kritik, menunjukkan “ulasan yang baik”. Berdasarkan CinemaScore, film ini mendapatkan nilai “A+” dari penonton film untuk skala A+ sampai F.
Sehingga wajar rasanya film ini mendapatkan kategori Best Picture dalam Academy Awards ke-89. Selain itu, Hidden Figures juga terpilih sebagai salah satu dari 10 film terbaik 2016 oleh National Board of Review.