Review Serial: The Queen’s Gambit (2020)

Serial “The Queen’s Gambit” beberapa waktu lalu sempat menarik banyak perhatian. Series yang disutradarai oleh Scott Frank ini merupakan cerita fiktif yang diadaptasi dari novel karya Walter Tevis tahun 1983. Drama serial yang ditayangkan original di Netflix ini mendapatkan rating 8.9 dengan jumlah vote lebih dari 55 ribu orang.

Untuk menikmati serial The Queen’s Gambit ini tidak perlu bisa catur, apalagi jago. Bukan tentang catur, namun serial ini menceritakan perjalanan seorang pecatur wanita, grand master asal Amerika Serikat bernama Elizabeth Harmon. Perjalanan kehidupan Elizabeth yang lika-liku diceritakan secara detail. Masa lalunya yang suram hingga bangkitnya Elizabeth sampai menjadikannya sebagai seseorang yang dikagumi dalam dunia catur.

Kisah Masa Kecil Elizabeth

Kesedihan masa kecilnya berawal sejak Elizabeth berusia 5 tahun, dimana ayahnya pergi setelah pertengkaran dengan ibunya. Kesedihan Elizabeth berlanjut ketika dia harus melihat ibunya bunuh diri di depan matanya. Karena hidupnya sebatang kara, membuat Elizabeth harus tinggal di panti asuhan. Trauma atas kejadian kecelakaan itu membuat Elizabeth menjadi pribadi yang sangat dingin dan tertutup. Dia sulit sekali membaur dengan anak-anak panti asuhan lain. Hanya salah satu anak bernama Jolene, remaja berkulit hitam yang kerap menyapa dan ingin berteman dengan Elizabeth kecil.

Kehidupan di panti pun tidak sebahagia yang dibanyangkan. Disana dia sering diberikan vitamin dan pil penenang sebelum tidur hingga membuatnya sering mengalami halusinasi yang kuat. Imajinasinya pun meningkat setelah dia meminum pil itu dan selalu memandangi langit-langit untuk mengkhayal apapun.

Perjalanan Menjadi The Queen’s Gambit

Suatu ketika, Elizabeth melihat petugas kebersihan panti, Mr. Shaibel yang sedang bermain catur seorang diri. Elizabeth langsung jatuh hati dan meminta Mr. Shaibel untuk mengajarinya namun Mr. Shaibel selalu menolaknya. Meski begitu Elizabeth terus menerus meminta dan memaksa Mr. Shaibel hingga akhirnya Mr. Shaibel pun menyerah dan mengajarinya.

Seiring berjalannya waktu, Mr. Shaibel justru kagum dengan kecerdasan Elizabeth yang luar biasa. Pada akhirnya dia selalu dikalahkan oleh Elizabeth. Sampai suatu ketika Mr. Shaibel memberi tahu seorang ahli catur sekolah menengah atas di wilayah itu. Tertarik dengan kemampuan Elizabeth, sang guru mengajaknya bergabung di klub catur sekolahnya. Namun, Elizabeth sempat jauh dari kecintaannya ketika dia diadopsi oleh sepasang suami istri Allston dan Alma Wheatly. Awalnya dia bahagia tetapi lama-kelamaan dia merasakan ketidakharmonisan orang tua angkatnya itu.

Setelah kejadian ketidakharmonisan keluarga yang dialaminya lagi, Elizabeth kemudian menyusun rencana untuk ikut lomba catur berhadiah US$100 untuk pemenang. Dari situlah nasib Elizabeth berubah menjadi baik. Sedikit demi sedikit langkah Elizabeth semakin agresif dan karirnya semakin menanjak. Singkat cerita, Elizabeth tembus hingga ke level US Open atau Amerika Serikat dengan mengalahkan jawara catur AS, Benny Watts. Tak lantas terus menang, Elizabeth pun pernah kalah dalam kejuaraan dunia di Mexico. Disana Elizabeth harus melawan jawara terkuat dunia dari Uni Soviet, Vasily Borgov.

Setelah kejadian itu, Elizabeth mendapatkan dukungan dari beberapa mantan lawannya yang pernah dikalahkan olehnya dan Borgov. Mereka mengetahui trik permain Borgov dan menerapkannya pada Elizabeth. Setahun kemudian, Borgov bisa dikalahkan di kandangnya sendiri di Moskow. Sejak saat itulah Elizabeth mulai disegani di dunia catur. Itulah review serial barat The Queen’s Gambit season 1. Tunggu season selanjutnya yaa.

Yunita Rachmayanti