Bocah asal Indonesia bernama Yuma Soerianto berhasil membuat beberapa aplikasi yang telah dipublikasikan di Play Store, meski dirinya baru berusia 10 tahun.
Atas halnya itu sampai membuat kagum CEO Apple Tim Cook. Apa lagi pembuatan aplikasi yang dilakukan oleh siswa yang masih duduk di kelas 5 sekolah dasar ini secara otodidak.
Dirinya bahkan tembus ke Worlwide Developer Converence (WWDC) di San Jose, Amerika Serikat atas keberhasilannya. Yuma diketahui menjadi sosok partisipan yang paling muda dalam pertemuan yang dihadiri oleh pengembang aplikasi dari berbagai negera.
Bocah cerdas itu ternyata merupakan anak tunggal dari pri bernama Hendri yang berasal dari Jakarta. Yuma kini tinggal di Australia meski sempat menetap di Singapura.
Yuma belajar otodidak bagaimana membuat aplikasi melalui materi yang ada di YouTube. Padahal usianya baru menginjak enam tahun kala itu.
Yuma Soerianto, Programmer Muda Asal Indonesia ini Kemudian kini usianya yang berusia 10 tahun telah membawanya berhasil menciptakan lima aplikasi. Anatara lain seperti Let’s Stack, yakni game yang melibatkan kotak susun dan Hunger Button aplikasi yang berguna membantu orang menemukan restoran terdekat untuk makan malam.
Serta ketiga lainnya yang tidak kalah canggih adalah aplikasi Kid Calculator, Weather Duck dan Pocket Poke. Tidak hanya sampai di situ saja, masih ada 1 aplikasi baru yang telah dibuatnya belum diberi nama, yang berisikan dalam perjalanan menuju WWDC.
Bos tertinggi Apple, Tim Cook pun akhirnya mendengar keahlian Yuma dalam mengotak-atik coding. Sehingga Tim Cook meluangkan waktu khusus untuk menemui Yuma sebelum acara resmi itu dimulai.
Tips dari Yuma untuk memulai coding
Saat ini, banyak referensi untuk belajar coding, termasuk akun Youtube-nya, Anyone Can Code, yang berisi tentang tutorial membuat aplikasi mobile. Ada juga aplikasi di iPad bernama Swift Playgrounds yang dibuat oleh Apple untuk belajar coding. Yuma ingin terus berbagi ilmu tentang coding supaya anak-anak seusianya bisa melakukannya juga.
Peran orangtua dalam membuat aplikasi karya Yuma
Selain mendukung Yuma dengan mengikutsertakannya pada kegiatan belajar coding, Yuma merasa beruntung karena ayahnya adalah seorang desainer grafis yang bisa mengubah sketsanya ke dalam bentuk digital. Karena bagaimanapun, aplikasi yang bagus butuh user interface dan grafis yang bagus. Selebihnya, bagian coding dan design sketsa untuk aplikasi murni ia buat sendiri.