Setiap perusahaan tentu mempunyai karyawan dengan kualitas yang berbeda-beda. Dari sekian banyaknya jumlah karyawan yang dimiliki sebuah perusahaan, pasti ada sebagian yang mempunyai kualitas unggul dan bisa diandalkan. Namun bagaimana jadinya jika seorang karyawan yang berkualitas baik mempunyai keinginan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya? Tentu sangat disayangkan.
Pertama yang akan menyesal adalah perusahaan, kemudian rekan kerjanya. Jika karyawan yang berkualitas tersebut merupakan seseorang yang sangat berpengaruh dalam perusahaan, pasti akan sangat menyakitkan bagi perusahaan. Apalagi bagi rekan kerjanya. Terbiasa mempunyai rekan kerja yang bisa diajak kerjasama dengan baik, tentu akan terasa sangat berbeda jika digantikan dengan orang lain yang belum diketahui kualitasnya.
Kehilangan karyawan terbaik telah menjadi hal yang tak hanya harus dibayar mahal menggunakan uang, tetapi juga dengan waktu dan tenaga. Karena itulah, sebuah manajemen SDM yang ideal sepatutnya bisa memperhatikan kesejahteraan karyawan yang telah bergabung lebih dahulu. Karyawan terbaik memutuskan untuk keluar dari perusahaan atau resign tentu karena berbagai macam alasan. Apa saja?
Karyawan yang berkualitas memang bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik pula. Dari situlah kemudian atasan akan memberikan pekerjaan secara berlebihan tanpa mengetahui kemampuan karyawan tersebut. Harapannya adalah tugas yang banyak bisa diselesaikan dengan hasil yang baik serta kualitas yang diinginkan. Ketika sebuah perusahaan memiliki karyawan dengan potensi yang bagus, tidak dipungkiri mendorong pihak manajemen untuk memberikan tugas lebih banyak di luar dari pekerjaan utamanya. Tidak ada yang lebih memusingkan karyawan terbaik selain terus-menerus menerima pekerjaan tambahan karena rekannya tidak dapat menyelesaikannya.
Sebagai contoh, awalnya tugas yang diberikan setiap hari adalah 10 namun kemudian memberikannya 15 atau 20. Boleh saja hal itu dilakukan, tapi ketika melihat karyawan tersebut mulai turun produktivitasnya, maka imbangkan dengan kemampuannya.
Banyak karyawan merasa terjebak dalam pekerjaan yang menjemukan selama bertahun-tahun. Melakukan rutinitas yang sama berulang kali tanpa merasakan perubahan karir yang berarti. Hal ini bisa menyebabkan karyawan dengan potensi terbaik merasa jenuh, dan perlahan mulai mempertimbangkan pilihan lain. Bagi karyawan terbaik, berkembang bukan hanya tentang mempelajari kemampuan baru, tetapi juga peluang untuk melebarkan kemampuannya dan menunjukkannya pada kesempatan baru.
Perusahaan dapat menyediakan peluang pengembangan seperti menempatkan seseorang pada posisi senior, memberikan kursus untuk belajar teknik baru, atau memasangkan mereka dengan mentor. Peluang-peluang seperti ini menunjukkan kalau perusahaan berinvestasi pada karyawannya.
Seorang atasan sudah seharusnya mengenal kompensasi para karyawannya. Setiap kompensasi sudah seharusnya diberikan secara adil dan wajar. Kompensasi tidak selalu berupa uang. Kompensasi ini bisa diganti dengan banyak hal seperti kenaikan gaji, bonus, jalan-jalan, tiket gratis, tempat kerja lebih nyaman dan lain-lain. Atau bisa juga dengan pengakuan publik dengan cara diumumkan bahwa ia adalah karyawan terbaik bulan ini. Hal ini dapat memacu produktivitas serta merekatkan hubungan atasan dan karyawan.
Setiap pekerja membutuhkan lingkungan yang nyaman agar bisa menjadi produktif saat bekerja. Jika mereka merasa tempatnya bekerja mulai tidak nyaman, maka bisa jadi mereka merasa tidak betah dan memutuskan untuk resign. Meskipun karyawan berkualitas tersebut sudah mendapatkan gaji yang besar, atau jabatan yang tinggi di perusahaan, tetapi seringkali suasana kerja menjadi hal yang penting. Ketidak nyamanan ini biasanya disebabkan ketika mereka disandingkan dengan partner yang tidak bisa menghargai sifat profesionalisme, mereka akan kesulitan untuk produktif. Dengan begitu mereka akan lebih suka dan senang untuk menyelesaikan tugasnya sendiri walau banyak jumlahnya.
Karyawan terbaik tahu nilai dirinya dan menggunakannya sebagai salah satu keuntungan dalam mencari pekerjaan. Ini juga mendorong mereka untuk mencari pekerjaan baru lebih cepat karena merasa lebih percaya diri dalam mendapatkannya dengan mudah. Ketika perusahaan tidak dapat menjaga karyawan terbaiknya, hal itu bisa merugikan bisnisnya. Sebab selain kehilangan karyawan terbaik, pergantian tenaga kerja yang tinggi dapat memengaruhi kinerja perusahaan itu sendiri. Jadi, memiliki karyawan berkualitas memang harus disyukuri karena mereka akan memberikan yang terbaik bagi perusahaan.