Ekonomi sentris, juga disebut sebagai ekonomi berbasis pusat, adalah jenis sistem ekonomi di mana satu entitas atau lembaga pemerintahan bertanggung jawab atas kebijakan, keputusan, dan pengelolaan sumber daya ekonomi. Dalam hal ini, pemerintah pusat memiliki kendali yang signifikan atas kebijakan ekonomi seperti alokasi sumber daya, produksi, distribusi, dan kebijakan ekonomi secara umum.
Kondisi perekonomian di Indonesia saat ini menunjukkan beberapa perbaikan dan tantangan yang harus diperhatikan. Berikut adalah beberapa poin penting yang didapat dari BPS:
Paradigma pembangunan infrastruktur harus diubah. Jawa sentris, yang telah terbukti tidak efektif dan menyebabkan perbedaan, harus diganti dengan pembangunan yang lebih merata. Oleh karena itu, gagasan “Indonesia Sentris” yang dipromosikan oleh pemerintahan Jokowi harus disambut dengan baik sebagai awal dari era baru pembangunan bangsa.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi pada 2022 mencapai 5,31% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa diketahui sudah melebihi pertumbuhan di Pulau Jawa. Secara spasial pertumbuhan ekonomi terus menguat. Di Jawa dengan pertumbuhan utama dari sektor perdagangan dan informasi-komunikasi yang tumbuh sebesar 5,31 (yoy).
Sulawesi sumber pertumbuhan utama berasal dari industri pengolahan, pertambangan, dan penggalian yang tumbuh sebesar 7,05%.
Maluku dan Papua berasal dari pertambangan dan penggalian, serta transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 8,65%.
Bali dan Nusa Tenggara (Bali-Nusra) yang tumbuh 5,08% (yoy) dengan sumber pertumbuhan dari penyediaan akomodasi dan makan minum, serta transportasi dan pergudangan.
Sumatera dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,69% (yoy) dengan sumber pertumbuhan utama dari sektor pertanian, kehutanan, perikanan, dan perdagangan.
Kalimantan pertumbuhan ekonomi tumbuh 4,94% (yoy), dengan sumber pertumbuhan berasal dari sektor pertambangan dan penggalian, serta industri pengolahan.
Kontribusi Pulau Jawa terhadap PDB (2022) 56,48%, diikuti Sumatra kontribusi dalam PDB Indonesia 2022 sebesar 22,04%. Jadi masih terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera. Sementara itu, kontribusi pertumbuhan Kalimantan terhadap PDB Indonesia pada 2022 menyumbang 9,23. Sulawesi menyumbang 7,03%, Bali dan Nusra 2,72%, serta Maluku dan Papua menyumbang 2,5%. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah mengungkapkan, bahwa pembangunan ekonomi di Indonesia sudah tidak lagi Jawa-sentris, melainkan Indonesia-sentris. Seperti yang sudah dijelaskan, saat ini perlu kita sadari bahwa perkembangan ekonomi di Indonesia menjadi Ekonomi Sentris.