Review Film: The Platform (2019)

Kesenjangan sosial yang sering terjadi dimana saja dan kepada siapa saja masih menjadi perhatian tersediri di masyarakat. Kehidupan yang dibedakan menjadi dua kedudukan, atas dan bawah ini seakan tak pernah bisa hilang. Sutradara asal Spanyol Galder Gaztelu-Urrutia akhirnya mengadaptasi kisah kesenjangan sosial tersebut menjadi sebuah film berjudul The Platform. Film yang ditulis oleh David Desola dan Pedro Rivero ini menceritakan tentang kehidupan di sebuah penjara dengan adegan keji, kotor, dan vulgar. The Platform menggambarkan suatu kondisi keserakahan manusia dan kesenjangan sosial yang terjadi di penjara berbentuk vertikal.

Dengan durasi selama 1 jam 34 menit ini pengambilan gambar kebanyakan berada di penjara vertikal yang menyerupai menara. Terdapat 250 level sel yang tersusun vertikal dengan konstruksi beton dan lubang di tengahnya. Setiap sel dihuni oleh 2 orang nara pidana. Uniknya, penjara ini tidak hanya menampung napi dengan kasus kriminal saja, tetapi juga menerima orang yang dengan sukarela mendatfarkan diri menjadi napi di penjara tersebut. Kebanyakan napi sukarelawan itu adalah orang-orang yang ingin sembuh dari kecanduan apapun seperti rokok, alkohol, dll. Hingga akhirnya penjara tersebut diberi istilah Vertical Self-Management Center.

Review Film: The Platform (2019)

Sinopsis

Tokoh utama dalam film The Platform ini bernama Goreng (Ivan Massague), seorang kecanduan rokok yang dengan sukarela mendaftarkan diri untuk masuk ke penjara tersebut. Ia mendaftar dengan jangka waktu selama 6 bulan. Pada bulan pertamanya, Goreng ditempatkan pada sel level ke 48. Teman satu sel nya adalah Trimagasi, seorang napi yang tidak sengaja melakukan pembunuhan. Goreng dikagetkan dengan turunnya sebuah bongkahan batu besar yang menembus lubang selnya. Bongkahan itu dinamakan ‘platform’ yang berfungsi mengantarkan makanan bagi para penghuni sel dari level atas sampai level paling bawah dengan durasi satu kali sehari.

Goreng tampak dikagetkan lagi dengan kondisi makanan yang tidak layak konsumsi ketika sampai di sel nya. Dia kemudian berpikir lalu bagaimana dengan level terendah, akankah masih mendapatkan makanan. Para penghuni di level bawah hanya bisa pasrah menerima makanan yang disisakan oleh penghuni di atasnya. Namun, jika penghuni mencoba untuk menimbum makanan, secara otomatis suhu ruangan sel akan berubah menjadi panas atau dingin sekali ketika platform sudah meninggalkan level tersebut.

Setiap bulannya, para penghuni sel akan dipindah ke lantai secara acak tanpa alasan pasti. Goreng dan Trimagasi dipindahkan ke sel level 171. Suatu pagi, dia terbangun dengan kondisi terikat di ranjang yang ternyata adalah ulah Trimagasi. Trimagasi ingin memakan bagian tubuh Goreng berbekal pisau yang dibawanya saat pertama masuk penjara. Untungnya, Goreng diselamatkan oleh Miharu yang sedang menaiki platform menyusuri tiap lantai untuk mencari anaknya.

Goreng dipindahkan lagi ke sel level 33. Dia bertemu seseorang yang ternyata mantan pegawai sel tersebut, bernama Imoguiri. Imoguiri berada di sel itu karena keinginannya sendiri, dia mengidap penyakit kanker. Suatu pagi saat terbangun dari tidurnya, Goreng menemukan Imoguiri sudah tidak bernyawa. Bayang-bayang tentang Trimagasi dan Imoguiri membuat mental Goreng semakin terganggu. Hingga bulan terakhirnya berada disana, Goreng akhirnya menempati sel pada level ke 6 bersama Baharat. Disana dia hidup jauh lebih layak dari sebelumnya.

Pesan

Perputaran roda kehidupan tergambar jelas pada film The Platform ini. Potret kesenjangan sosial juga sangat detail. Bagaimana kehidupan orang yang berada di bawah berjuang untuk bertahan hidup dari kelaparan hingga bisa menjadi buas. Sementara orang yang berada di atas bergelimang kemewahan diliputi ketamakan dan keserakahan. Perputaran roda kehidupan yang terjadi dalam film tersebut memberikan pesan bagaimana cara menghadapi situasi ketika berada di atas ataupun terpuruk di bawah. Di sisi lain, film ini juga membicarakan bagaimana sistem pembagian makanan yang tidak sesuai sehingga menimbulkan perlawanan. Secara garis besar, sang sutradara telah berhasil mengemas film dengan menarik yang sukses membuat emosi penonton larut. Film The Platform ini bisa disaksikan di platform streaming Netflix.

Categories: Hiburan

Tags:, ,

Post Your Thoughts

Related Posts
Melonjaknya Pengguna Netflix. Kamu kah Salah Satunya?

Melonjaknya Pengguna Netflix. Kamu kah Salah Satunya?

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019 lalu memaksa banyak orang untuk tetap…

Review Film: Penyalin Cahaya (2022)

Review Film: Penyalin Cahaya (2022)

Penyalin Cahaya merupakan film pertama dari Wregas Bhanuteja yang karyanya kita kenal di festival film…

Review Film : Classmates Minus (2021)

Review Film : Classmates Minus (2021)

Classmates Minus adalah film taiwan dengan genre komedi yang disutradarai oleh  Hsin-yao Huang. Selain itu,…

Close

Whatsapp Chat

Would you like to see our space before joining? Come and visit our coworking space. Please fill out the form and our manager will get back asap.