Komunitas Bank Sampah Kreasik Sriwedari merupakan komunitas yang bergerak dalam bidang sosial, yang sudah berdiri sejak tahun 2016. Sebelumnya komunitas ini adalah sebuah komunitas kresek SIA Solo yang dipresentasikan dan diberi modal di Novotel Solo.
Latar Belakang berdirinya Komunitas Bank Sampah Kreasik Sriwedari, yaitu adanya rasa kesedihan dengan sampah yang menumpuk di Kota Surakarta. Selain itu sampah yang menumpuk memberikan dampak yang buruk karena dapat mencemari lingkungan dalam kurun waktu yang panjang.
Kegiatan oprasional komunitas ini yaitu bekerja sama dengan perangkat desa dan karangtaruna yang berada di Teposanan, Laweyan. Proses kegiatan bank sampah dimulai dari pengumpulan, penimbangan, pemilahan sampah organik adan anorganik, lalu pembersihan kemudian diangkut ke pengepul dan dibawa ke pabrik.
Sampah organik sendiri merupakan sampah yang dapat membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya, sisa makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik sendiri adalahh sampah sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Misalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-lain.
Komunitas ini memiliki berbagai kegiatan di setiap weekendnya seperti kegiatan Sampah muda yang berada di semarang. Untuk mendukung kegitan ini mereka menggunakan aplikasi dan selanjutnya sampah yang sudah terkumpul ditukarkan dengan point di aplikasi tersebut.
Komunitas Bank Sampah Kreasik Sriwedari bersama PT ARAH CSR mendampingi bank sampah yang tersebar di Wonogiri, Karanganyar, Mojosongo, dan Solo. Untuk memberikan pengetahuan pengolahan sampah.
Program menarik yang disediakan oleh mereka adalah program magang selama 6 bulan untuk mahasiswa. Tujuannya untuk memberikan edukasi pada diri sendiri dan sosialisasi di event dalam universitas.
Selain itu adanya program beasiswa sampah untuk anak TK yang kurang mampu, sedekah sampah pondok pesantren di Wonogiri.
Biasanya para pengurus akan mengambil dan memilah sisa makanan rumah tangga dari para relawan yang tergabung dalam komunitas. Yang selanjutnya akan di buat karya atau dijual dengan begitu akan menambah nilai dari sebuah karya yang dihasilkan dari sampah. untuk karya sendiri mereka biasanya mendaur ulang sampah plastik menjadi barang-barang bernilai seperti bros, gantungan, kunci, dan tas.
Akan tetapi kegiatan sosial ini sempat terkendala karena pandemi Covid-19. Sehingga berberapa kegiatan yang biasanya di lakukan setiap harinya harus di rubah. Kegiatan yang sebelumnya di lakukan secara tatap muka atau offline diganti dengan virtual, dengan memanfaatkan aplikasi Zoom untuk melakukan webinar.
Setiap tahunya komunitas ini mengadakan Open recruitment, akan tetapi saat pandemi ini tidak ada regenerasi. Untuk mensiasatinya para campaign dituntut untuk lebih aktif lagi dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengolahan sampah untuk menjaga kebersihan lingkungan.