Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) merupakan momen pesta belanja online secara berkala yang dinantikan baik oleh konsumen maupun pebisnis. Dari sisi konsumen, mereka bisa mendapatkan promo besar-besaran untuk membeli barang yang diinginkan dengan harga lebih terjangkau daripada biasanya. Selain itu, dari sisi pebisnis, momen ini menjadi peluang untuk meningkatkan penjualan.
Hari Belanja Online Nasional di Indonesia dihelat pada 12 Desember atau biasa dikenal dengan event 12.12. Namun, pelaku e-commerce di Indonesia kerap mengemas program Hari Belanja Online Nasional menjadi suatu rangkaian pesta belanja beruntun seperti 9.9, 10.10, 11.11, dan puncaknya adalah 12.12. Dengan adanya event tersebut diharapkan akan terjadi transaksi yang lebih besar daripada hari-hari biasa.
Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) mempunyai peran yang lebih dari sekadar pesta diskon di berbagai e-commerce. Minat masyarakat Indonesia akan pesta belanja tersebut tak main-main. Apalagi saat ini sebagian besar marketplace mengadakan momen diskon besar-besaran. Jumlah transaksi yang begitu tinggi hingga jumlah online seller dan konsumen yang terlibat pun terus meningkat. Harbolnas ikut menjadi kontributor penting untuk mendongkrak perekonomian digital, khususnya pada akhir tahun.
Lalu bagaimana pengaruh Harbolnas terhadap perekonomian digital di Indonesia?
Di tengah pandemi saat ini, Harbolnas mendorong masyarakat berbelanja secara online. Hal ini merangsang masyarakat untuk melakukan transaksi, khususnya masyarakat kelas menengah ke atas. Banyaknya promo membuat konsumen lebih cenderung untuk berbelanja lebih banyak saat Harbolnas daripada hari-hari biasanya.
Adanya pandemi maupun Harbolnas juga mendorong banyaknya bisnis dan UMKM untuk beralih ke platform digital seperti media sosial, marketplace, atau website toko online. Pasalnya, jumlah konsumen yang berbelanja online terus meningkat karena banyaknya promo spesial seperti saat Harbolnas. Terlebih lagi, transaksi digital saat ini dianggap sebagai salah satu metode transaksi yang lebih aman.
Pada platform online, pebisnis lokal tidak hanya bersaing dengan produk dalam negeri lainnya tetapi juga produk import atau luar negeri. Terbukanya pasar dalam ekosistem digital ini kemudian mendorong pebisnis lokal untuk meningkatkan daya saing agar dapat bertahan.
Apalagi saat Harbolnas hampir semua toko online memberikan promosi termasuk juga untuk produk-produk import. Artinya, harga miring saja tidak cukup untuk mempertahankan dan memenangkan pelanggan. Hal ini mendorong pebisnis untuk menghasilkan produk-produk lokal yang memiliki nilai dan kualitas yang tidak kalah saing dengan produk luar negeri.
Menurut riset Nielsen, jumlah transaksi Harbolnas 2019 tahun lalu mencapai lebih dari Rp 9 triliun. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018, nilai transaksi Harbolnas mencapai Rp 6,8 triliun. Sementara nilai transaksi produk lokal sendiri mencapai Rp 4,6 triliun. Hal ini menunjukkan bagaimana Harbolnas dan ekonomi digital dapat membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.