Pesatnya perkembangan zaman sangat berdampak ke berbagai lini kehidupan. Di samping itu, perkembangan zaman membawa banyak hal yang dulunya tidak ada sekarang menjadi ada. Salah satunya adalah StartUp. Persebaran StartUp mulai diperbincangkan dari akhir tahun 1990 hingga tahun 2000. Di Indonesia, bisnis StartUp berkembang dengan sangat cepat. Hal ini didorong oleh semangat kewirausahaan generasi milenial dan semakin banyaknya perusahaan berkonsep teknologi dan digital. Sejarah singkat pertumbuhan StartUp di Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekosistem bisnis teknologi yang pesat dalam beberapa bidang. Seperti fintech, healthtech, edutech, logistik, e-commerce, retail, dan agritech.
Secara singkat, StartUp berarti perusahaan rintisan. Secara umum, diartikan sebagai perusahaan pemula yang memulai usaha dari skala kecil, kemudian dikembangkan. Juga diartikan sebagai sekumpulan orang yang memiliki hobi yang sama. Dalam prosesnya, merupakan perusahaan rintisan yang berpotensi akan bertumbuh semakin besar seiring perubahan perilaku konsumen yang selalu memanfaatkan teknologi. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa StartUp adalah proses kolaborasi antara bidang usaha dengan penerapan teknologi di dalamnya. Dengan tujuan untuk mendukung proses, sistem, pihak yang terlibat, dan produk atau jasa yang dihasilkan.
Persebaran StartUp di Indonesia, menurut laporan StartUp Ranking, merupakan salah satu dari 10 negara dengan jumlah StartUp terbanyak di dunia pada 2022. Tercatat ada 2.346 di dalam negeri. Jumlah ini menempatkan Indonesia berada di urutan kelima terbanyak di dunia.
Persebaran StartUp di Indonesia terus meningkat seiring dengan perkembangan ekonomi digital Menurut data Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), sampai akhir 2021 ada 1.190 di dalam negeri. Mayoritas atau 39,59% diantaranya berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dengan jumlah total 481.
Berdasarkan data tersebut, beberapa diantaranya merupakan StartUp yang berbasis teknologi. Dari hasil penelitian StartUp Ranking, StartUp berbasis teknologi yang ada kebanyakan menetap di Jabodetabek sebanyak 522, Jawa Tengah 30, Yogyakarta 54, Jawa Barat 44, Jawa Timur 113, Bali dan NTB 32, Kalimantan 24, Sulawesi 34, dan domisili tidak diketahui sebanyak 24.
Dengan melihat persebaran yang sangat pesat, tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi StartUp di Indonesia mengalami beberapa tantangan. Tantangan tersebut meliputi kurangnya kualitas sumber daya manusia, solusi yang belum mampu memenuhi kebutuhan pasar, dan regulasi yang belum mendukung. Selain itu, banyak StartUp yang mengembangkan produk hanya berdasarkan asumsi semata dan belum menemukan product market fit. Hal ini menunjukkan kondisi StartUp telah menemukan pasar yang tepat dan memiliki pelanggan yang mau membeli dan menggunakan produknya. Tantangan lainnya adalah kurangnya akses ke modal, infrastruktur yang belum memadai, dan persaingan yang semakin ketat. Meskipun demikian, para investor, venture capital, pemerintah, dan pasar lokal terus mendukung perkembangan StartUp di Indonesia.
Walaupun mengalami kondisi dengan tantangan yang berat, banyak StartUp dari Indonesia yang banyak diperbincangkan masyarakat dari lingkup nasional maupun internasional. Beberapa StartUp yang banyak diperbincangkan masyarakat, antara lain:
StartUp menjadi perusahaan yang dinamis dan berpotensi dalam berbagai sektor dalam kehidupan, sehingga dapat menjangkau puluhan pengguna di seluruh dunia. Oleh sebab itu, perlu adanya dukungan dari banyak pihak. Pemerintah dan investor perlu selalu mendukung perkembangan StartUp di Indonesia. Dengan demikian, akan menciptakan suatu ekosistem perekonomian barudan meningkatkan daya saing Indonesia pada taraf internasional.