Sebelum kepergiannya pada Rabu 14 Maret 2018, Stephen Hawking memberikan pesan terahirnya atas nama kemanusiaan. Ia menuturkan jika kecerdasan robot tidak mengambil alih kehidupan kita, maka perubahan iklim lah yang akan melakukannya“. Melalui pendapatnya yang dikutip dari the Sunday Times , Hawking memperingatkan agar kita sebaiknya berhati-hati dengan kecerdasan buatan.
Menurutnya, kecerdasan buatan atau yang lebih kita kenal dengan artifcial intelligence (AI) bisa memperdayakan kita. Bahkan, menuntun manusia menuju kehancuran. Dalam bukunya, Hawking memprediksi masa depan manusia yang yakin kebijaksanaan dan inovasi akan mengarahkan mereka pada menggagalkan kehancuran kita sendiri, bahkan ketika kita sangat ingin mewujudkannya.
Kita membutuhkan AI untuk menunjang kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari bangun tidur kita biasa menggunakan alarm agar bangun tepat waktu, saat bekerja atau di sekolah pun kita absen secara otomatis melalui aplikasi yang sudah ditentukan. Bahkan, posisi supir bisa saja tergantikan karena sekarang banyak pabrik kendaraan yang memproduksi mobil dengan fitur auto drive. Dari sini sudah sangat terlihat kita hidup dengan ketergantungan teknologi yang tinggi.
Mengenai kecerdasan buatan, para ahli khawatir tentang apa yang akan terjadi ketika kecerdasan itu melampaui manusia. Stephen Hawking berpendapat bahwa, dampak jangka pendek AI bergantung pada siapa yang mengendalikannya. Sedangkan dampak jangka panjang bergantung apakah AI dapat dikendalikan atau tidak sama sekali. Hawking menambahkan ini akan menciptakan ledakan kecerdasan dimana mesin bisa melebihi kecerdasan manusia.
Hal itu bisa saja terjadi karena manusia dibatasi oleh evolusi yang lambat, dan membutuhkan generasi untuk beralih. Manusia mempunyai batas waktu dan dalam pengerjaannya. Sedangkan, robot dapat meningkatkan desain mereka sendiri dengan jauh lebih cepat dan segera. Mereka mungkin dapat berevolusi tanpa membutuhkan bantuan manusia.
Dilansir dari Vox, jika bukan robot yang mengancam kehidupan manusia, maka perubahan iklim lah yang akan mengancam kehidupan di Bumi. Badai tropis, dan naiknya permukaan air laut akibat dari melelehnya es di Antartika hanyalah permulaan dari perubahan iklim. Konfrontasi nuklir atau bencana lingkungan diprediksi akan melumpuhkan Bumi di beberapa titik dalam 1000 tahun mendatang per 2017.
Perubahan iklim yang tidak terkendali adalah ancaman terbesar bagi Bumi. Faktanya, kita mungkin tidak memiliki masa depan sama sekali di planet ini. Stephen Hawking mengungkapkan dalam sebuah dokumenter BBC tahun 2017, yang dikuti dari BBC Internasional oleh Detikedu “Dengan perubahan iklim, hantaman asteroid yang terlambat, epidemi dan overpopulasi, planet kita menjadi semakin berbahaya”.
Pernyataanya tersebut terbukti oleh kenaikan suhu sebesar 70 derajat di Antartika. Tepatnya pada 18 maret 2022 di kawasan Penelitian Concordia. Kenaikan suhu di Antartika menyebabkan kehkawatiran akan dampak jangka panjang terhadap Bumi.
Terima kasih untuk info terkait prediksi masa depan manusia. Berbagai teknologi dimanfaatkan untuk kegiatan di berbagai bidang. Salah satunya adalah Mixed Reality Jakarta adalah salah satu jasa bidang teknologi yang menggunakan teknologi mixed reality.