Menurut Ries (2011) startup artinya merujuk pada perusahaan rintisan yang dirancang untuk menciptakan produk atau layanan jasa di tengah ketidakpastian yang ekstrim. Dilansir dari jurnal Universitas Media Nusantara, pengertian startup menurut Modo (2012) adalah perusahaan rintisan yang baru beroperasi dan didominasi dengan perusahaan yang sedang mencari dan mengembangkan pasar yang tepat.
Berikut ini beberapa inovasi startup lokal terkait perubahan iklim yang layak diketahui.
Startup ini didirikan pada tahun 2018 oleh Abu Bakar Abdul Karim Al-Mukmin. BLUE ini menyediakan solusi satu atap untuk barang dan jasa energi terbarukan melalui pasar Warung Energi.
Salah satu startup social yang bergerak pada bidang IoT (Internet of Things), Blockchain, dan Artificial Intelegences yaitu BuMoon.io memiliki project juga untuk mengatasi climate change melalui token crypto. BuMoon.io sendiri didirikan pada tahun 2021 oleh Dian Agustian Hadi dan Adya Kemara. Selain climate change, BuMoon.io juga mengatasi limbah sampah plastik yang ada. Hal ini bisa dijadikan salah satu hal yang baik untuk diikuti.
1. Waste4Change
Startup layanan pengelolaan sampah di Indonesia yang didirikan pada 2014. Perintis startup ini tak lain Mohamad Bijaksana Junerosano, atau biasa disapa dengan Sano.
Motivasi Sano membangun startup ini dimulai dari diskusi antara PT Greeneration Indonesia dan (Ecobali) PT Bumi Lestari Bali. Melalui Waste4Change, Sano berkeinginan untuk mengurangi jumlah sampah di TPA.
2. Evo & Co
Startup peduli lingkungan yang menggunakan limbah laut sebagai produk bisnis. Evo & co didirikan oleh seorang pria bernama David Christian yang prihatin dengan masalah plastik di laut. David berharap agar limbah plastik dapat ditanggulangi dengan baik.
Evo & co mengandalkan sampah plastik sebagai bahan untuk membuat produk baru non polutif. Tercatat startup ini sudah membuat produk-produk ramah lingkungan, seperti gelas ello jello, evoworld, evoware, dan rethink plastic.
3. Geofast
Startup yang dirintis oleh sekelompok mahasiswa Teknik Metalurgi dan Material UI ini berfokus pada pembuatan semen ramah lingkungan. Adapun semen tersebut terbuat dari limbah tambah.
Semen produksi Geofast diketahui memiliki beberapa kelebihan ketimbang semen pada umumnya. Di antaranya adalah waktu pengeringannya yang begitu singkat, yaitu 8 jam sampai 3 hari. Biasanya, beton lian membutuhkan 28 hari untuk bisa kering sepenuhnya.