Wisata Sejarah Di Solo

Hai keluarga samara,

Solo merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menjadi destinasi wisata menarik dan menyenangkan untuk dikunjungi. Mengunjungi di suatu kota tidak harus selalu fokus ke tempat yang lagi hits dan instagramable yang hanya sekedar untuk menambah like di sosial media saja😂. Kamu juga bisa kok mengunjungi tempat-tempat wisata sejarah yang bisa menambah wawasan. Di Kota Solo masih kental dengan nuansa budaya dan sejarah yang bisa kamu nikmati untuk mengisi liburanmu yang seru. Tidak hanya terkenal dengan batik khasnya dan serabinya saja, Solo pun mempunyai tempat wisata sejarah yang unik dan menarik. Wah, pastinya menarik dan seru kalau kamu bisa mengunjungi langsung tempat-tempat yang masuk ke dalam buku pelajaran sejarah semasa di bangku sekolah😊.

Inilah beberapa spot tempat wisata sejarah di Solo yang menarik untuk bisa kamu kunjungi. Yuk, intip ulasannya berikut ini :

1. Monumen Pers Nasional

Monumen Pers Nasional dibangun sekitar 1918 atas perintah Mangkunegara VII, Pangeran Surakarta, sebagai balai perkumpulan dan ruang pertemuan. Kompleks Monumen Pers berada di depan bundaran pertemuan Jl. Gajah Mada dan Jl. Yosodipuro, Solo. Di tempat inilah pertama kali radio publik dioperasikan oleh orang Indonesia. Selain itu, Organisasi jurnalis, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), juga pertama kali dibentuk di tempat ini. Di depan gedung terdapat papan baca surat kabar Solopos, Suara Merdeka, dan Republika yang bisa dibaca gratis. Memasuki bagian dalam museum, pengunjung dapat melihat enam diorama yang menggambarkan perkembangan dunia jurnalistik di dunia hingga Indonesia. Selain diorama, terdapat patung dada sepuluh tokoh pers nasional. Terdapat juga peralatan pemancar yang dipakai pada siaran langsung terjauh pada 1936, yaitu dari Solo ke Den Haag. Pemancar ini disebut Radio Kambing karena pernah disembunyikan pejuang RRI dan TNI di kandang kambing Desa Balong, lereng Lawu pada aksi militer Belanda II 1948-1949.

2. Museum Keris

Museum Keris terletak di Jalan Bhayangkara, Sriwedari, yang diresmikan oleh pemerintah pada 2007. Di Museum keris ini berisi koleksi berbagai macam keris, bahkan sejak era Kerajaan Majapahit, di Solo. Keris adalah senjata khas dari daerah Jawa. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, keris memegang peranan cukup penting. Di dalam gedung setinggi 4 lantai ini para pengunjung dapat menyaksikan langsung ribuan keris yang terpajang dari yang tertua hingga yang baru dibuat. 

Di setiap keris yang terpajang, dipasang juga keterangan berupa jenis, dhapur, pamor, tangguh, warangka, pendhok, mendak, ukiran, serta asal koleksi. Jika dijabarkan, dhapur adalah ragam bentuk atau tipe keris. Pamor artinya pengertian gambaran tertentu berupa garis, lengkung, lingkaran, noda, titik, atau motif pada permukaan bilah keris. Tangguh berarti taksiran atau perkiraan zaman dan tempat pembuatan bilah keris serta gaya pembuatannya. Untuk jenis keris, sebutannya adalah luk alias memiliki lekuk dan bener yang bentuknya lurus. Selain itu ada kadga dan bethok yang berbentuk mirip pisau.

3. Benteng Vastenburg

Bangunan Benteng Vastenburg merupakan salah satu peninggalan Belanda yang dibangun pada 1745 atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff. Bangunan yang berada di Jl. Jenderal Sudirman ini tampak seperti halnya arsitektur bangunan Eropa yang juga menampakkan kemegahan. Keunikannya terletak pada empat sudut yang tampak seperti kerucut jika dilihat dari atas. Sebagai bagian dari pengawasan Belanda terhadap penguasa Surakarta, khususnya terhadap keraton Surakarta, benteng yang memiliki tinggi 6 meter ini juga digunakan sebagai pusat garnisun. 

Setelah kemerdekaan, tempat ini digunakan sebagai markas TNI untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada masa 1970 sampai 1980an bangunan ini digunakan sebagai tempat pelatihan keprajuritan dan pusat Brigade Infanteri 6/Trisakti Baladaya Kostrad untuk wilayah Karesidenan Surakarta dan sekitarnya. Benteng Vastenburg dipercantik setelah ditetapkan sebagai situs cagar budaya per 2010 lalu. Pemerintah dan swasta pun kerap menggelar berbagai acara di benteng, baik di bagian dalam maupun dihalaman. Mulai dari acara musik, festival, hingga upacara.

4. Museum Keraton Solo

Museum Keraton Solo dibangun pada 1743 yang mana bersamaan dengan dibangunnya Keraton Solo. Wisatawan dapat menyaksikan dengan langsung barang-barang peninggalan keluarga kerajaan, seperti alat musik dan alat makan yang masih tersimpan rapi. Selain barang-barang tersebut, Museum Keraton Solo juga masih menyimpan kereta kencana hingga topi kebesaran raja. Ada 13 ruangan dalam museum yang dibangun bersamaan dengan Keraton Solo. Nah, untuk menghargai sejarah, seni, dan tradisi masyarakat Solo di tempat ini, para pengunjung diharuskan mengenakan pakaian yang sopan. Hindari menggunakan celana pendek atau sandal jepit.

5. Taman Sriwedari

Taman Sriwedari ini awalnya bernama Bon Rojo atau Kebon Rojo, dan dibangun oleh Raja Keraton Kasunanan Surakarta, yakni Paku Buwana X. Saat ini, Taman Sriwedari dibuka untuk umum dan sering digunakan sebagai lokasi penyelenggaraan acara-acara hiburan, termasuk pertunjukan wayang orang pada malam hari yang menjadi salah satu magnet budaya di Taman Sriwedari hingga saat ini.

6. Bunker Balaikota Solo

Bunker yang berlokasi di sudut kantor Walikota Solo, tepatnya di bawah Gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil itu berukuran 16 X 24 meter yang ditemukan pada tahun 2012. Kini bunker itu telah dibuka untuk umum. Berdasarkan penelitian dari arkeolog asal Jogjakarta, kemungkinan bunker tersebut dibangun pada tahun 1800an. Sruktur dan ciri bangunan yang muncul menandakan bangunan itu dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Arkeolog memperkirakan bunker tersebut dimanfaatkan untuk menyimpan uang milik Bank Belanda yang saat ini menjadi Bank Indonesia perwakilan Solo. Perkiraan lainnya adalah sebagai lokasi pertahanan atau perlindungan. Meski bakal dibuka untuk umum secara gratis, Pemerintah Kota Solo akan terus mempercantik bunker sehingga bisa menjadi ikon wisata sejarah baru di Kota Solo. 

7. Candi Sukuh Dan Cetho

Candi Sukuh dan Candi Cetho berlokasi di barat lereng Gunung Lawu. Candi Sukuh merupakan candi Hindhu yang dibangun pada abad ke-15. Tidak seperti candi Hindhu di Jawa Tengah pada umumnya, yang memiliki gaya arsitektur candi berundak seperti pada zaman pra-sejarah dan menghadap ke barat sehingga dimungkinkan candi ini dibangun pada antara masa keruntuhan kerajaan Hindhu dan masa masuknya agama Islam. Memiliki luas area 5.500 m2 dan terdiri dari 3 teras yang masing-masing terhubung dengan gapura batu yang sempit.

Sama seperti Candi Sukuh, menurut sejarah Candi Cetho dibangun pada akhir abad ke-15, pada masa jatuhnya Kerajaan Majapahit dan masuknya agama Islam. Sebagaimana Candi Sukuh, Candi Cetho juga memiliki gaya arsitektur bangunan yang unik berupa pundak berunden. Terdiri dari 14 teras dari atas ke bawah serta menghadap ke arah barat.

8. Museum Samanhoedi

Museum Samanhoedi berada di bagian belakang Balai Kelurahan Sondakan. Pendirian museum ini adalah untuk mengenang Samanhoedi, sosok yang memberi andil besar dalam riwayat pergerakan nasional pada abad ke-20. Melalui organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI), Samanhoedi menjadi salah satu pahlawan nasional. Museum Samanhoedi dirintis sejak 2009 oleh Ketua Yayasan Warna Warni Indonesia Krisnina Maharani, istri mantan Ketua DPR Akbar Tandjung. Museum Samanhoedi hanya berukuran 4 x 12 meter. Tak ada benda pribadi maupun koleksi Samanhoedi, melainkan dokumen dan foto-foto rangkaian perjuangannya selama masa pergerakan. Di museum itu juga terpajang foto saat upacara pemakaman Samanhoedi yang dihadiri ribuan pelayat pada 28 Desember 1956. Empat tahun setelah ia tutup usia, Samanhoedi menerima gelar pahlawan nasional Bintang Maha Putra dari Presiden Soekarno di Istana Merdeka pada 15 Februari 1960.

Sumber referensi :
https://www.medcom.id/rona/wisata-kuliner/MkMnr1xK-5-tempat-wisata-bersejarah-di-solo-yuk-ke-sana
https://pariwisatasolo.surakarta.go.id/destination-category/wisata-sejarah/

Post Your Thoughts

Related Posts
WISATA KOTA SOLO RAMAH UNTUK ANAK ANAK

WISATA KOTA SOLO RAMAH UNTUK ANAK ANAK

Kota Solo terkenal dengan beragam pertunjukan seni budaya dan kulinernya yang lezat. Selain itu, ada…

Lagi Nge-hits! Bisnis Unik yang Lahir di Tengah Pandemi: Virtual Tour Pariwisata di Indonesia

Lagi Nge-hits! Bisnis Unik yang Lahir di Tengah Pandemi: Virtual Tour Pariwisata di Indonesia

Pandemi COVID-19 telah membawa tantangan besar bagi berbagai sektor, termasuk industri pariwisata. Namun, di tengah…

Masih Suasana Liburan, Ini Rekomendasi Kuliner Legendaris Solo

Masih Suasana Liburan, Ini Rekomendasi Kuliner Legendaris Solo

Kota Surakarta, atau yang lebih populer dengan sebutan Kota Solo memiliki beragam khas serta keunikan…

Close

Whatsapp Chat

Would you like to see our space before joining? Come and visit our coworking space. Please fill out the form and our manager will get back asap.