Review Buku: Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian

Yang Kita Pikirkan

Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian ditulis oleh Desi Anwar, seorang penulis sekaligus presenter berita veteran yang telah menerbitkan banyak buku kontemplasi. Terbit pada akhir tahun 2020 lalu, buku ini berisi esai-esai dari penulis mengenai apa yang ia pikirkan selama sendiri di masa pandemi. Tak bisa dipungkiri setelah pandemi merebak, pola kehidupan berubah drastis mulai dari pembatasan sosial hingga wajibnya memakai masker saat keluar. Pembatasan sosial memaksa banyak pekerja untuk Work From Home (WFH) dan tak bisa berjumpa dengan keluarga.

“Mungkin kelak kita menyadari, jika kita meluangkan waktu dan kesabaran untuk mengenal sosok di cermin ini, bahwa begitu banyak yang dapat kita pelajari tentang diri kita sendiri.” Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian (2020)

Saat-saat itu membuat kita menjadi sendiri dan merenungi banyak hal, inilah yang terjadi pada Desi Anwar. Sendiri memang tidak selalu berarti bahwa kita kesepian, namun saat sendiri banyak pikiran dan melankoli yang hadir. Penulis menunjukkan bahwa kesendirian tiba-tiba membawa kesedihan yang tak diundang dan buruknya kita tak tahu berasal dari mana. Banyak yang menghindari situasi “Senyap” saat sendiri karena khawatir kegelisahan akan hadir dan menggerogoti. Dalam buku ini, penulis seakan menunjukkan tidak masalah untuk merasakan kesendirian tersebut, karena dengan demikian kita akan semakin mengenal dan memeluk diri.

“Mungkin kita lahir ke dunia bukan untuk menang atau kalah, melainkan untuk belajar.” Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian (2020)

Esai yang lain mengajak pembaca untuk membayangkan bagaimana jika kita akan mati dalam kurun waktu tertentu. Sebuah ide unik yang penulis tulis, karena yang dimaksud akan segera mati bukan esok tapi tiga atau enam bulan atau mungkin satu tahun kemudian. Lantas keinginan apa saja yang akan dimasukkan ke dalam daftar untuk dilakukan. Tulisan ini selain mengajak pembaca untuk mengerjakan hal yang tak bisa dilakukan juga sekalian membuat pembaca merenungi alasan kenapa hal tersebut tidak bisa dilakukan selama ini.

Baca juga: Gagal Menjadi Manusia: Sebuah Karya Terakhir Osamu Dazai

Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendiri sebuah buku dengan 219 halaman ini tidak hanya membahas seputar kesendirian tapi juga tentang makna kehidupan, pengelolaan emosi, perkembangan teknologi, dan posisi manusia di semesta. Esai-esai yang ditulis banyak yang bertema berat tapi disampaikan dengan bahasa yang cukup mudah dipahami. Beberapa tulisan juga mungkin sudah tidak asing lagi karena pernah dibahas pada buku lain. Meski beberapa esai terasa monton hingga membuat bosan, secara keseluruhan buku ini tetap menarik untuk dibaca.

Categories: Buku, Hiburan

Tags:

Post Your Thoughts

Related Posts
Review Buku Blonote

Review Buku Blonote

Blonote yang resmi dirilis di Korea Selatan pada 2016, dan melibatkan artis-artis ternama di korea…

Review Buku Why We Sleep: Bahas Tuntas Perkara Tidur dan Mimpi

Review Buku Why We Sleep: Bahas Tuntas Perkara Tidur dan Mimpi

Mengapa Kita Tidur (Why We Sleep) ditulis oleh Matthew Paul Walker yang diterbitkan pada tahun…

Review Buku 1 CM Diving: Raih Kebahagiaan dari Hal Kecil

Review Buku 1 CM Diving: Raih Kebahagiaan dari Hal Kecil

- Kali ini penerbit Haru menerjemahkan dan mencetak buku best seller Korea Selatan pada 2020…

Close

Whatsapp Chat

Would you like to see our space before joining? Come and visit our coworking space. Please fill out the form and our manager will get back asap.