Berusaha menjadi terbaik karena tuntutan lingkungan bukanlah hal yang asing lagi, terbaik dalam akademik, terbaik dalam kehidupan sosial. Nyatanya, segala tuntutan itu terlalu muluk untuk semua orang, beban dari tuntutan ini membuat banyak orang menjadi stres hingga depresi. Love for Imperfect Things sebuah buku self-help yang mengajak setiap orang untuk mencintai dan menerima keadaan bahwa sesungguhnya tidak ada yang sempurna di dunia ini. Buku yang mengajak pembaca untuk menerima kekurangan yang ada pada diri masing-masing kemudian menjaga hubungan dengan orang-orang di sekitar.
“It’s okay not to be ranked first, second, or even third. Compare yourself not with others, but with the old you. Like yourself for making an honest effort. And continue to have faith in yourself.” Love for Imperfect Things (2016)
Love for Imperfect Things terdiri dari delapan bagian yaitu self-care, keluarga, empati, relationship, courage, penyembuhan, pencerahan, dan penerimaan. Dalam setiap bagian, sang penulis akan memulai dengan menceritakan sebuah kisah, bisa saja pengalaman pribadinya, cerita teman, atau orang lain yang curhat kepadanya. Memiliki 272 halaman, buku ini sangat menyenangkan untuk dibaca karena terdapat lebih dari 35 ilustrasi penuh warna yang memanjakan mata. Selain itu buku ini tersedia dalam bahasa Inggris yang mudah dipahami dan tentunya terdapat versi bahasa Indonesia bagi yang enggan membaca buku berbahasa asing.
“Don’t trust your negative thoughts, especially when times are hard. Nothing lasts forever, not even your hard times. You will get better.” Love for Imperfect Things (2016)
Penulis dari buku best seller internasional ini adalah seorang pengajar Buddha Zen yaitu Haemin Sunim pria kelahiran Daejeon, Korea Selatan. Sebelumnya Haemin juga menulis buku yang telah dicetak hingga jutaan eksemplar yaitu The Things You Can See Only When You Slow Down. Sebagai seorang yang mempelajari Buddha Zen, ia beberapa kali memasukkan pelajaran mengenai hal tersebut di dalam buku yang ditulisnya. Selain itu, buku terbitan Penguin Life ini juga berisi banyak kutipan dari berbagai tokoh mulai dari sosok terkenal di Buddha hingga para selebriti.
Baca juga, Review Buku: Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian
Meski buku ini tidak memberikan hal-hal baru dalam penyembuhan diri, tetap saja banyak bagian yang menampar langsung para pembaca. Pilihan yang cocok untuk dibaca tatkala merasa depresi dengan berbagai tekanan baik sekolah atau pekerjaan. Sebuah kumpulan tulisan ringan yang memberikan kehangatan dan nasihat kepada pembaca.